Hai rek! Ceilah mentang-mentang udah setahun tinggal di
Surabaya :D
Kali ini aku mau ngereview bukunya Andrea Hirata yang
judulnya Sirkus Pohon. FYI, kayaknya dari sekian banyak penulis yang ada,
bukunya Andrea Hirata dari Laskar Pelangi sampai yang terbaru ini aku udah baca
semua. Seriusan.
Oke lanjut.
Buku ini udah dibeli sejak Agustus 2017, belinya di Surabaya
bareng bapak. Terus dibawa bapak pulang ke rumah, jadinya aku baru sempet baca
ya setahun kemudian. Tebalnya 383 halaman, Kalau harganya, jujur aja lupa.
Pertama kali aku baca bab pertama, aku langsung suka banget
sih. Soalnya cerita per bab nya itu sedikit-sedikit, jadinya nggak bosen untuk
membacanya. Terus detail gitu. Selain itu ceritanya kompleks abis tapi tetep
asik untuk dibaca. Tokohnya superbanyak dan masing-masing peran punya ceritanya
sendiri, nggak sekadar jadi pendukung aja. Awalnya sendiri-sendiri nih
ceritanya, terus makin ke belakang baru tuh nemu jalan ceritanya.
Tokoh ‘aku’ di Sirkus Pohon adalah Hobri atau Hob.
Sebenarnya namanya bukan Hobri sih, kalau mau tahu kenapa bisa jadi Hobriii nah
baca bukunya deh :P Terus ada ayahnya Hob, Azizah adiknya Hob, instalatur
listrik Suruhudin suaminya Azizah yang tertindas. Lalu ada Dinda, perempuan
yang membuat Hob jatuh cinta dan semangat untuk bekerja.
Taripol, dia orang yang membuat Hob jai berhenti sekolah
waktu SMP. Meskipun ‘nakal’, tapi menurutku Taripol ada sisi baiknya juga kok. Soridin
Kebul, temennya Taripol. Gastori, dia muncul di tengah sampai akhir sepertinya.
Dia mencalonkan diri sebagai kepala apa gitu di daerahnya Hob, nah yang bikin
menarik adalah berbagai cara yang dia tempuh dengan timnya agar si Gastori itu
bisa menang. Abdul Rapi, seseorang yang pinter bangetlah istilahnya, dia salah
satu tim sukses dari Gastori.
Tara, perempuan berbakat dalam melukis. Dia aktif di sirkus
keliling yang dimiliki oleh ayahnya (yang kemudian diberikan pada ibunya Tara).
Ibu bos, begitulah Hob menyebut ibunya Tara. Beliau percaya dengan Hob untuk
mendapatkan pekerjaan di sirkusnya, sehingga Hob sangat menghormati ibu bos.
Kemudian ada Tegar, dia melanjutkan usaha kecil-kecilan ayahnya yaitu bengkel
sepeda. Lalu Adun, temannya Tegar, aku lupa tepatnya teman apa. Penciumannya
sangat tajam sehingga kemampuannya dia itu nantinya akan sangat membantu Tegar
dalam menemukan si Layang-Layang.
Terakhir, yang enggak boleh dilupakan sama sekali adalah
Pohon Delima. Awalnya aku enggak mengira sama sekali pohon tersebut mengambil
peran yang besar dalam cerita itu. Tapi kenyataannya ya begitu. Inti besarnya
dari Pohon Delima ini menurutku adalah Dinda, kampanye, dan sirkus. Kalau mau
tahu lebih lengkap, baca bukunya hehehehe.
Oh iya, di akhir cerita, kalian yang baca bakal terkejut sih
(apa cuma aku aja ya) sama salah satu tokoh. Enggak ngira sama sekali.
Sayangnya enggak ada penjelasannya “kenapa kok bisa gitu?”, jadi kalau aku sih
jadi bertanya-tanya.
Selalu luv banget sama karyanya Andrea Hirata, jadi enggak
heran (dan baru sadar) aku udah baca semua buku karya dia. Jadi fix banget, kalian harus baca buku ini. Nggak sabar baca
buku-buku yang berikutnya!
Cheers!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar