Senin, 30 Juli 2018

Review Sirkus Pohon

Hai rek! Ceilah mentang-mentang udah setahun tinggal di Surabaya :D

Hasil gambar untuk sirkus pohon buku

Kali ini aku mau ngereview bukunya Andrea Hirata yang judulnya Sirkus Pohon. FYI, kayaknya dari sekian banyak penulis yang ada, bukunya Andrea Hirata dari Laskar Pelangi sampai yang terbaru ini aku udah baca semua. Seriusan.

Oke lanjut.

Buku ini udah dibeli sejak Agustus 2017, belinya di Surabaya bareng bapak. Terus dibawa bapak pulang ke rumah, jadinya aku baru sempet baca ya setahun kemudian. Tebalnya 383 halaman, Kalau harganya, jujur aja lupa.

Pertama kali aku baca bab pertama, aku langsung suka banget sih. Soalnya cerita per bab nya itu sedikit-sedikit, jadinya nggak bosen untuk membacanya. Terus detail gitu. Selain itu ceritanya kompleks abis tapi tetep asik untuk dibaca. Tokohnya superbanyak dan masing-masing peran punya ceritanya sendiri, nggak sekadar jadi pendukung aja. Awalnya sendiri-sendiri nih ceritanya, terus makin ke belakang baru tuh nemu jalan ceritanya.

Tokoh ‘aku’ di Sirkus Pohon adalah Hobri atau Hob. Sebenarnya namanya bukan Hobri sih, kalau mau tahu kenapa bisa jadi Hobriii nah baca bukunya deh :P Terus ada ayahnya Hob, Azizah adiknya Hob, instalatur listrik Suruhudin suaminya Azizah yang tertindas. Lalu ada Dinda, perempuan yang membuat Hob jatuh cinta dan semangat untuk bekerja.

Taripol, dia orang yang membuat Hob jai berhenti sekolah waktu SMP. Meskipun ‘nakal’, tapi menurutku Taripol ada sisi baiknya juga kok. Soridin Kebul, temennya Taripol. Gastori, dia muncul di tengah sampai akhir sepertinya. Dia mencalonkan diri sebagai kepala apa gitu di daerahnya Hob, nah yang bikin menarik adalah berbagai cara yang dia tempuh dengan timnya agar si Gastori itu bisa menang. Abdul Rapi, seseorang yang pinter bangetlah istilahnya, dia salah satu tim sukses dari Gastori.

Tara, perempuan berbakat dalam melukis. Dia aktif di sirkus keliling yang dimiliki oleh ayahnya (yang kemudian diberikan pada ibunya Tara). Ibu bos, begitulah Hob menyebut ibunya Tara. Beliau percaya dengan Hob untuk mendapatkan pekerjaan di sirkusnya, sehingga Hob sangat menghormati ibu bos. Kemudian ada Tegar, dia melanjutkan usaha kecil-kecilan ayahnya yaitu bengkel sepeda. Lalu Adun, temannya Tegar, aku lupa tepatnya teman apa. Penciumannya sangat tajam sehingga kemampuannya dia itu nantinya akan sangat membantu Tegar dalam menemukan si Layang-Layang.

Terakhir, yang enggak boleh dilupakan sama sekali adalah Pohon Delima. Awalnya aku enggak mengira sama sekali pohon tersebut mengambil peran yang besar dalam cerita itu. Tapi kenyataannya ya begitu. Inti besarnya dari Pohon Delima ini menurutku adalah Dinda, kampanye, dan sirkus. Kalau mau tahu lebih lengkap, baca bukunya hehehehe.

Oh iya, di akhir cerita, kalian yang baca bakal terkejut sih (apa cuma aku aja ya) sama salah satu tokoh. Enggak ngira sama sekali. Sayangnya enggak ada penjelasannya “kenapa kok bisa gitu?”, jadi kalau aku sih jadi bertanya-tanya.

Selalu luv banget sama karyanya Andrea Hirata, jadi enggak heran (dan baru sadar) aku udah baca semua buku karya dia. Jadi fix banget, kalian harus baca buku ini. Nggak sabar baca buku-buku yang berikutnya!

Cheers!

Jumat, 20 Juli 2018

How I Use My Book Planner

Yang aku tahu dulu namanya buku agenda (sampai sekarang juga sih), tapi sekarang nama bekennya book planner. Aku pakai book planner baru banget awal bulan Juli ini. Pertamanya terinspirasi dari lihat video youtube nya Anggie Marthin. Aku lihat kok gemes banget sih bukunya. Akhirnya ada keinginan untuk cari itu book planner, tapi aku tahu isinya nggak bakal selucu punya Anggie sih, karena aku enggak sekreatif itu buat neghias haha. Tapi tetep pengen aja gitu.

Pada suatu saat aku lagi di kampus tuh, eh lihat buku temenku kok lucu gitu. Pas aku lihat ternyata book planner dong huhu ukurannya kecil kalau nggak salah A6. Aku waktu itu rasanya kayak nggak bisa berhenti bolak-balikin halaman di bukunya saking gemes lihat isinya. Aku inget-inget tuh tulisan di bukunya Dodam Creation, aku enggak tahu tuh itu mereknya apa bukan.

Nah, pulang dari kampus aku ke toko buku.

Pertamanya sok ide cari-cari sendiri book planner di antara sekian banyak buku-buku jenis lain. Akhirnya tanya mbaknya, lalu dia cari-cari gitu dan dikasih ke aku.  Ukurannya lebih besar dari yang punya temenku, A5 kayaknya. Awalnya aku biarin aja gitu, tapi pas dilirik kok ada tulisan Dodam Creation. Terus iseng buka plastiknya deh (bisa dibuka-tutup kok) penasaran isinya gimana. Terus aku terpana, waaa ini nih mau banget guehhh.


Buku itu aku pegang terus sambil usaha cari yang lain siapa tahu ada yang lebih gemes. Ternyata nggak ada. Ya udah deh, akhirnya beli, uhuy! Harganya Rp43.000.

Namanya juga book planner jadi seharusnya diisi sama apa-apa aja yang rencana di masa yang akan datang dong. Tapi kalau aku enggak haha! Kalau aku lebih ke yang kayak menuliskan apa yang menjadi highlights di hari itu. Jatuhnya lebih ke diary tapi versi singkat gitu. Jadi aku nulis intinya aja, biar suatu saat di baca lagi aku bisa melatih otakku buat me-recall kegiatan pada hari itu.

Di dalam bukunya ada planner yang monthly dan weekly. Yang monthly aku tulis highlights di tanggal itu, kalau nggak ada yang menarik ya aku kosongin dan dihias pakai stabilo biar gemes gitu ceritanya xD Kalau udah kayak gitu, berarti tandanya aku gabut parah. Sedangkan yang weekly, aku tulis kegiatan aku seharian yang menonjol itu apa. Terus ada to do list nya, jadi tiap minggu bisa beda apa yang harus dikerjakan, tergantung kegiatan di minggu tersebut.



Selain planner, ada bagian yang garis biasa, kotak-kotak, halaman-halaman yang motifnya gemes abis, personal data, dan beberapa kertas kuning di akhir buku. Yang bagian ini enggak aku fotoin ya karena bakal banyak banget.

Biar nggak bingung aku contohin aja deh. Tanggal 8 Juli di bagian monthly aku tulis Jalan-Jalan sama Linda. Terus di bagian weekly nya aku tulis agak detail isinya: pergi ke Balai Pemuda, Taman Apsari, House of Sampoerna, Tugu Pahlawan, bekas Keraton Surabaya, dan Gedung Cak Durasim (tunggu cerita di postingan yang akan datang yaw!). Ngerti kan?

Nah, itu cara aku menggunakan book plannerku~

Sebenernya terserah kalian aja sih mau ngegimanain book planner kalian, cuma di sini aku pengin share aja karena aku se-excited itu punya book planner (norak emang haha). Jadi tiap hari tu semangat gitu buat ngisinya walau gak ada kegiatan apapun xD Seneng karena punya catatan kegiatan sehari-hariku yang di waktu mendatang bisa dibaca-baca lagi.

Gitu deh genkz cerita tentang cara aku biasanya ngisi book plannerku. Kalau kamu, gimanaaa?

Cheers!

*Aku mau ngucapin selamat buat adik-adikku yang ke terima di jalur mandiri Unair 2018, terutama yang masuk Psikologi, bis bald~


Kamis, 19 Juli 2018

Liburan Singkat di Jepara!

Sabtu, 30 Juni 2018

Kurang lebih pukul 8 pagi kami sekeluarga berangkat ke Jepara. Estimasi perjalanannya sih dua jam, tapi karena jalur yang kita lewati jalannya sempit dan banyak kendaraan berat (jadinya jalannya lambat), nyampe sana kira-kira pukul 11 siang.


Tempat pertama yang kita kunjungi adalah Kura-Kura Ocean Park. Menarik banget bangunannya, makanya kita penasaran banget untuk datang ke sini. FYI, dari rumah sampai ke tempat-tempat yang kita kunjungi di Jepara kita pakai Google Maps. Kenapa? Ya karena nggak tahu jalannya hehe. Bener-bener bermanfaat banget.

Sesampainya di tempat, sempet ragu sih ini bener nggak tempatnya. Karena kura-kuranya nggak kelihatan dari luar. Ternyata setelah masuk, baru deh kelihatan. Setelah parkir, kita naik semacam kereta-keretaan gitu untuk menuju ke gedung kura-kura. Sebenernya kalau mau jalan bisa aja sih. Tapi waktu itu kita nyoba pakai kereta. Biayanya terjangkau banget, satu orang hanya dikenai tarif lima ribu rupiah.

Jadi bangunan berbentuk kura-kura itu dalamnya adalah kumpulan beberapa aquarium yang isinya berbagai macam ikan. Ada bagian yang kayak terowongan, nah di situ ada banyak banget anak ikan hiu. Jujur aja aku pusing waktu masuk situ, jadi langsung cepet-cepet keluar wkwk

Di lantai dua itu ada tempat nonton film 3D kalau gak salah, tentunya tentang ikan-ikan dong. Terus di sebelahnya ada wahana edukasi buat anak-anak. Jadi cocok banget bawa anak ke tempat ini. Kurang lebih seperti itu isinya. Mungkin karena aku udah gede juga (ceilah), merasa biasa aja di sini. Tapi mungkin bagi anak kecil tempat ini jadi suatu tempat yang keren banget.

Di bagian depan, banyak banget orang-orang yang nawarin jasa foto langsung cetak, satu lembarnya sepuluh ribu rupiah. Jadi silakan kalau mau menggunakan jasa mereka :)

Setelah selesai foto-foto, kita kembali ke parkiran naik kereta-keretaan.



Perjalanan berlanjut ke Museum R. A. Kartini. Ini permintaanku sih haha, ya gimana ya cinta sejarah banget anaknya.

Untuk ke museum ini mudah banget karena terletak di alun-alun Kota Jepara. Untuk masuk, satu orang kena tarif empat ribu rupiah. Terus kalau kalian dateng kayak rombongan gitu, bakal ada mas-mas yang ngejelasin kok jadi tambah ilmunya. Di sini kece banget sih huhu excited banget!

Jadi di sini itu kayak terbagi beberapa ruang gitu. Ruang pertama yang aku masuk kayak semua yang berkaitan dengan R. A. Kartini. Ruang selanjutnya peninggalan-peninggalan sejarah pada umumnya yang ditemukan di dekat Jepara. Di sini ada kerangka ikan Joko Tua yang ditemukan di perairan Karimun Jawa puluhan tahun yang lalu. Gede dan panjang banget sih, nggak bisa bayangin segede apa waktu masih hidup. Ruangan terakhir adalah furniture yang dimiliki sanak saudaranya R. A. Kartini. Ada meja, kursi, dan beberapa tulisan.

Alasan aku suka banget sama sejarah atau ke museum  itu karena suka bayangin aja. Misal lihat kursi punya R. A. Kartini. Terus aku suka kayak "oh my god, kursi ini pernah dipakai sama beliau!" Aku merasa keren banget gitu. Seneng aja peninggalan sejarah masih di simpen dengan baik dan di rawat sehingga generasi seumuranku dan di bawahku masih bisa lihat.

Setelah puas, terus kita lanjut menuju hotel untuk check-in. Sebelumnya sempet mampir dulu di warung prasmanan yang makanannya aku luv banget, tapi sayang habis maghrib udah tutup. Terus cus hotel!




Kita nginep di Hotel d'Season Premiere. Kalau menurut Google, ini hotel bintang tiga. Untuk harga aku kurang tahu karena bukan aku yang bayar HAHA, kalian bisa cari sendiri harganya di internet. Untuk isi kamarnya menurutku ya standard, pas gitu. Terus di sini fasilitas yang aku jumpai ada restoran, pool bar, kolam renang, tempat sauna, tempat fitness, tempat spa, lapangan sepak bola, ada tenda-tenda gitu juga, dan yang lain yang mungkin aku enggak tahu.

Di tempat fitness itu ada alat yang kita lari-lari gitu, ngerti nggak? wkwk aku soalnya nggak ngerti namanya apa. Karena nggak pernah nyoba, mau sok ide nyalain alatnya tapi takut kenapa-napa. Akhirnya gak jadi deh haha. Jadinya naik alat yang sepeda-sepedaan tinggal dikayuh aja.

Sorenya aku berenang. Ada dua kolam, yang satu untuk anak-anak dan yang satunya dewasa. Aku ngerinya yang kolam renang dewasa 1,5 meter coy haha, aku harus jinjit biar gak tenggelam. Menjelang maghrib, kita lihat dan foto sunset.


Malamnya kita cari makan di luar hotel, kita ke alun-alun Jepara. Muter-muter cari makanan yang aku doyan. Akhirnya pakai google dong, nemu tuh. Kita menuju ke tempatnya. Sampai sana tu agak ragu karena tempatnya sepi banget! Sempet nggak jadi makan di situ, tapi akhirnya jadi karena ada orang lain yang akhirnya datang makan di situ. Di dalem cuma ada dua keluarga, super sepi, padahal makanannya enak banget! Menurutku itu juga belum kemaleman karena masih sekitar pukul tujuh. Aku baca ulasannya di google juga bagus-bagus kok. Mungkin ramainya kalau pagi sampai sore kali ya? Aku nggak bakal nyebutin nama tempatnya, silakan nebak-nebak sendiri :P

Minggu, 1 Juli 2018


Pagi-pagi kita ke Pantai Bandengan untuk lihat sunrise. Lumayan ramai karena banyak yang juga pengin foto-foto dan jogging. Ternyata banyak juga lho yang bikin tenda bermalam di pinggir pantai gitu.

Hari kedua ya biasa aja karena hari itu juga kita balik ke rumah.




Sempet mampir lihat-lihat Ocean View Residence-Hotel. Tempatnya instagrammable banget sih. Nuansanya dominan putih, kayak di Yunani gitu spot-spot kecenya. Kalau kalian suka banget bikin feeds kece buat instagram, tempat ini cocok banget sih.

Selesai deh genkz liburanku yang super singkat ini huhu! Sedih sih cuma bentar tapi lumayanlah refreshing.

Aku masih ada banyak cerita lagi nuich dan aku catet di book planner biar gak lupa. Nah sekarang tinggal semangatin aku ya biar gak mager nulis haha xD

Cheers!

Review Film R: Raja, Ratu, dan Rahasia

Berkas:Raja, Ratu & Rahasia.jpg

Tepat seminggu yang lalu film ini tayang di bioskop seluruh Indonesia dan aku nonton dong haha! Sampai bioskop pas milih film ini ternyata aku sama Anin (nah, ceritanya di postingan yang lain ya!) penonton pertama nih di TP 3. Jadi kita (aku deng) pilih tempat tepat di tengah biar nontonnya enak dan pas gitu.

Kebetulan aku udah pernah baca bukunya di awal tahun ini. Kalau tahu buku ini mah udah dari SMA. Waktu aku cek di blog aku ini ternyata aku belum nulis review bukunya huhu sayang banget. Kalau mau nulis review bukunya sekarang aku takut gak valid aja gitu reviewnya karena udah 6 bulan berlalu, pasti ada yang lupa.

Nah, sekarang biar gak kelupaan lagi, cepet-cepet nulis review film nya deh.


Kurang lebih sama persis sama yang di novelnya. Aku rasa enggak ada yang beda antara novel dan filmnya, dari segi tokohnya maupun alur ceritanya. Menurutku itu bagus. Jadi rasanya ekspektasi kita sebagai penonton yang udah baca novelnya itu pas, nggak merasa kecewa dan juga nggak ngerasa 'wah'.

Gambar terkait


tuh kan Brandon gemes abis?!

Tokoh utamanya jelas Raja dan Ratu. Raja diperankan Brandon Salim dan Ratu oleh Aurora Ribero. FYI, aku tahunya buku ini di bikin film itu super telat banget wkwk! Sampe aku kaget abis tahu-tahu ada trailernya. Aku senengnya tuh di sini pemeran pendukungnya pun bener-bener mendukung dan terlibat gitu, nggak cuma yang seliweran aja.



Brandon Salim. Aku suka banget sama dia karena gemes haha! Cakepnya tu pas gitu, anaknya juga kayaknya nggak aneh-aneh. Jadi luv bet sama Brandon. Kalau Aurora Ribero aku baru kali ini sih lihat filmnya dia. Menurutku manja-manjanya itu pas gitu. Terus dalam dunia nyatanya gitu, mereka berdua enggak yang gimmick lebay gitu untuk mendongkrak film ini. Aku sangat mengapresiasi hal itu.

Menurutku mereka berdua masih keliatan kaku sih dalam beradegan yang barengan. Atau memang di setting seperti itu aku juga enggak tahu.

Lagi-lagi kalau dibandingkan dengan chemistry nya Dilan-Milea, Raja-Ratu masih di bawahnya sih. Setelah nonton filmnya, aku sama Anin ngobrolin gimana menurut kita masing-masing ceritanya. Kita sepakat Raja-Ratu itu gemesin, tapi belum segreget Dilan-Milea.

Sebagai pecinta film percintaan anak SMA yang gemes-gemes, aku sangat merekomendasikan film ini ke kalian. Seingatku film ini 13+ kok, jadi anak SMP juga bisa lihat. Tenang, aman banget kok adegan-adegannya.

Nah, mumpung filmnya masih ada nih di bioskop, buruan beli tiketnya terus nonton deh!

Cheers!


Review A Dash of Magic

Halo! Jujur aja akhir-akhir ini ngumpulin kekuatan untuk nulis lagi itu susah banget wkwk Jadinya baru sempet sekarang ini deh.

Oke langsung aja ya!



Aku mau review buku A Dash of Magic karya Kathryn Littlewood, ini buku tentangg fantasi dan kuliner. Ini seri kedua dari tiga buku a Bliss novel. Yang pertama aku udah pernah baca tapi waktu SMA.

Konflik di buku kedua ini adalah Bliss Cookery Book dicuri oleh bibinya Rose sendiri yaitu Lily! Sebenernya menurutku intinya buku ini sederhana banget. Cookery book dicuri dan disalahgunakan Lily dan Rose entah bagaimana caranya harus mendapatkan buku itu lagi untuk mengembalikan segala kerusakan yang telah dibuat Lily.

Nah yang bikin menarik adalah bagaimana si Rose dan keluarganya mencari bumbu-bumbu ajaib untuk memenangkan perlombaan melawan Lily. Ini sih yang bikin penasaran terus karena setiap resep butuh bumbu ajaib yang berbeda-beda.

Buku ini waktu aku beli harganya 59.000. Tebal bukunya 298 halaman. Ciri khas dari trilogi Bliss novel adalah kover bukunya dominan warna biru.

Kira-kira segitu dulu reviewnya, terima kasih sudah membaca!

Cheers!