Jumat, 03 Agustus 2018

Keliling Surabaya!

Halo! Kali ini aku mau cerita pengalamanku liburan supersingkat alias jalan-jalan seharian di Kota Surabaya!

Berawal dari gabut banget di kost, akhirnya aku ngajak temen kuliahku namanya Linda orang yang asli sini buat jalan-jalan. Jujur aja, hampir setahun tinggal di Surabaya, aku enggak pernah jalan-jalan kecuali ke mall. Parah banget gak sih?!

Akhirnya Minggu, 8 Juli 2018, kita jalan-jalan deh!

Rencana awal, kita mau kelilingnya naik bis Surabaya Shopping and Culinary Track (SCCT), biar lebih hemat, nyaman, dan ada tour guide nya. Pukul 07.30an, Linda jemput aku di kost terus cus ke Balai Pemuda. Jadi hari itu aku tu serba pertama kali, makanya seru banget.

Sesampainya di Balai Pemuda, kita langsung mau beli tiketnya buat naik bis. Eh ternyata ... Tiket buat sebulan itu udah ludes! Aku sama Linda langsung kayak sedih gitu gagal naik bisnya. Akhirnya kita puter otak, cari solusi lain. Nah, kita mutusin buat naik bis Surabaya Heritage Track (SHT) yang ada di House of Sampoerna. SCCT dan SHT kurang lebih sama bentuknya, bis wisata kecil gitu yang kapasitasnya 18-24 orang.

Sebelum ke sana, Linda sarapan dulu di deket Taman Apsari. Setelah dia sarapan, aku minta lihat-lihat ke tamannya, soalnya belum pernah ke situ. Yaa, seperti taman-taman pada umumnya, ada tempat olahraga, permainan, dan tempat duduk-duduk. Yang berbeda disini ada patung Gubernur Suryo.

Lanjut kita on the way ke House of Sampoerna (HoS). Kita ngandelin google maps karena Linda nggak hafal menuju ke tempatnya. Sampai di sana, kita buru-buru antre tiket. Oh iya, tiketnya gratis! Terus bis SHT ini beroperasi setiap hari dengan rute tiap jamnya yang berbeda. Walaupun kalian mau ambil yang sesi 3, tetep harus antre tiket dari pagi ya biar nggak kehabisan. Untuk info lengkap jam dan rutenya bisa kalian cek di website nya HoS ya!

Kita beruntung banget dapet tiket hari itu walaupun dapet yang sesi 3 jam 15.00, tapi it's okay! Sambil nunggu kita jalan-jalan dulu ke dalem HoS. Ada tour guide nya kok, jadi nggak perlu khawatir. Museumnya ada dua lantai. Lantai dasar ada alat cetak bungkus rokok, furnitur pemiliknya HoS, desain bungkus rokok serta foto-foto HoS zaman dulu, dan masih banyak lagi. Di lantai atas tidak terlalu banyak barang, lebih banyak tulisan-tulisan gitu. Terus dari atas kita bisa lihat ke suatu ruangan tempat para pekerja membuat atau melinting rokok. Kata Linda, kalau kita dateng waktu hari kerja, kita bisa lihat pekerjanya.

Selesai melihat-lihat, kita cus ke Tugu Pahlawan. Namanya juga pertama kali ke sana ya, norak abis deh aku. Karena dasarnya aku suka sejarah, makanya kalau ke tempat yang bersejarah gini suka happy banget gitu.

Untuk masuk museumnya cuma bayar Rp5000 aja tapi bisa dapet ilmu yang luar biasa banyak. Sebelum masuk ke dalem museumnya, aku muterin dulu bagian luarnya soalnya dikelilingin kolam ikan gitu. Luarnya museum berbentuk piramid.

Kalau kalian datengnya rombongan, ada jasa tour guide nya kok, jadi tenang aja.

Begitu masuk ke dalem, aku excited banget. Tiap keterangan yang ada literally aku baca semuanya. Aku jadi banyak tahu tentang sejarahnya Kota Surabaya. Terus kita juga nonton video yang menjelaskan tentang Surabaya tempo dulu.

Selesai lihat-lihat bagian bawah, kita naik ke lantai dua. Di sini ada tempat yang ada video gitu terus kita bisa milih keterangannya pakai bahasa apa, terus dijelasin gitu deh. Maaf ya aku lupa nama bagiannya itu apa. Keren-keren banget sih, aku cuma kayak dalem hati bilang "oh my god, keren banget!".

Setelah puas lihat-lihat, kita keluar museumnya deh. Ternyata di bagian luarnya pun masih ada barang-barang bersejarah. Ada mobilnya Bung Tomo, tank, dan alat-alat untuk menembak.

Di Museum Tugu Pahlawan ini aku jadi ngerti di mana lokasi Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit), jalan yang masih asli dari zaman dulu, dan yang lain-lain. Bahkan dulu sebelum di bangun museum dan Tugu Pahlawan, di lokasi tersebut pernah ada bangunan yang pernah digunakan oleh Belanda dan Jepang. Namun kemudian bangunannya sudah tidak ada, akhirnya dibangunlah museum dan Tugu Pahlawan ini. Keren banget nggak sih historinya?

Karena sudah memasuki waktu Dzhuhur, akhirnya kita cari masjid terdekat untuk sholat dan istirahat sejenak. Kita sholat di Masjid Kemayoran. Masjidnya luas banget! Masjidnya enggak tingkat tapi superluas dan adem banget. Di bagian dalemnya itu juga bagus dan tiang-tiangnya besar. Nyaman banget pokoknya.

Waktu menunjukkan pukul 13.00, kita kembali ke HoS. Sebelumnya kita beli ayam goreng dan nasi dibungkus buat dimakan di HoS sembari menunggu. Lumayan lama sih nunggunya, tapi lumayan bisa istirahat setelah tadi jalan terus. FYI, di HoS ada kafe dan tempat jual souvenir gitu. Oh iya, karena kita sesi 3, jadi kita baru ambil tiketnya jam 14.30. Jadi awal kita antre tadi itu untuk mencatat nama, institusi, dan berapa jumlah tiket yang dibutuhkan.

Nggak lama kemudian bis SHT datang, terus pukul 15.00 tepat kita berangkat! Pertama kita akan menuju ke Keraton Surabaya. Baru tahu kan? Aku juga baru tahu haha. Secara fisik memang sudah tidak ada, tetapi tempat-tempat yang dulunya menjadi bagian dari keraton masih ada. Kata tour guide nya, kalau sekarang keratonnya masih ada, lokasinya tepat di depan Tugu Pahlawan. Bagi yang belum tahu, alun-alun Kota Surabaya itu ya di sekitaran Tugu Pahlawan. Sebenernya aku pengen cerita tentang Keraton Surabaya berdasarkan dari cerita yang aku dapet dari tour guide. Tapi ... karena aku juga baru tahu dan nggak terlalu paham, daripada salah dan kurang tepat, jadinya aku saranin kalian buat cari referensinya di internet atau buku kalau pengin tahu sejarahnya.

Selanjutnya kita ke Gedung Cak Durasim. Saat aku dateng sedang kegiatan pameran gitu di sana. Aku sama Linda masuk ke dalem gedungnya sebentar buat lihat kayak apa sih dalemnya. Di panggung lagi ada beberapa orang yang latihan untuk melakukan suatu pertunjukkan, Bagian dalemnya mewah banget sih menurutku. Terus kita keluar dan melihat di sisi lain ada tempat untuk latihan menari, kebetulan sedang ada yang berlatih waktu itu.

Sampai di kost aku tepar banget tapi luar biasa seneng! Sangat-sangat berterima kasih sama Linda karena udah mau nemenin aku jalan-jalan. Untuk foto-fotonya menyusul yap! I hope you enjoy reading my story :)

Cheers!

Senin, 30 Juli 2018

Review Sirkus Pohon

Hai rek! Ceilah mentang-mentang udah setahun tinggal di Surabaya :D

Hasil gambar untuk sirkus pohon buku

Kali ini aku mau ngereview bukunya Andrea Hirata yang judulnya Sirkus Pohon. FYI, kayaknya dari sekian banyak penulis yang ada, bukunya Andrea Hirata dari Laskar Pelangi sampai yang terbaru ini aku udah baca semua. Seriusan.

Oke lanjut.

Buku ini udah dibeli sejak Agustus 2017, belinya di Surabaya bareng bapak. Terus dibawa bapak pulang ke rumah, jadinya aku baru sempet baca ya setahun kemudian. Tebalnya 383 halaman, Kalau harganya, jujur aja lupa.

Pertama kali aku baca bab pertama, aku langsung suka banget sih. Soalnya cerita per bab nya itu sedikit-sedikit, jadinya nggak bosen untuk membacanya. Terus detail gitu. Selain itu ceritanya kompleks abis tapi tetep asik untuk dibaca. Tokohnya superbanyak dan masing-masing peran punya ceritanya sendiri, nggak sekadar jadi pendukung aja. Awalnya sendiri-sendiri nih ceritanya, terus makin ke belakang baru tuh nemu jalan ceritanya.

Tokoh ‘aku’ di Sirkus Pohon adalah Hobri atau Hob. Sebenarnya namanya bukan Hobri sih, kalau mau tahu kenapa bisa jadi Hobriii nah baca bukunya deh :P Terus ada ayahnya Hob, Azizah adiknya Hob, instalatur listrik Suruhudin suaminya Azizah yang tertindas. Lalu ada Dinda, perempuan yang membuat Hob jatuh cinta dan semangat untuk bekerja.

Taripol, dia orang yang membuat Hob jai berhenti sekolah waktu SMP. Meskipun ‘nakal’, tapi menurutku Taripol ada sisi baiknya juga kok. Soridin Kebul, temennya Taripol. Gastori, dia muncul di tengah sampai akhir sepertinya. Dia mencalonkan diri sebagai kepala apa gitu di daerahnya Hob, nah yang bikin menarik adalah berbagai cara yang dia tempuh dengan timnya agar si Gastori itu bisa menang. Abdul Rapi, seseorang yang pinter bangetlah istilahnya, dia salah satu tim sukses dari Gastori.

Tara, perempuan berbakat dalam melukis. Dia aktif di sirkus keliling yang dimiliki oleh ayahnya (yang kemudian diberikan pada ibunya Tara). Ibu bos, begitulah Hob menyebut ibunya Tara. Beliau percaya dengan Hob untuk mendapatkan pekerjaan di sirkusnya, sehingga Hob sangat menghormati ibu bos. Kemudian ada Tegar, dia melanjutkan usaha kecil-kecilan ayahnya yaitu bengkel sepeda. Lalu Adun, temannya Tegar, aku lupa tepatnya teman apa. Penciumannya sangat tajam sehingga kemampuannya dia itu nantinya akan sangat membantu Tegar dalam menemukan si Layang-Layang.

Terakhir, yang enggak boleh dilupakan sama sekali adalah Pohon Delima. Awalnya aku enggak mengira sama sekali pohon tersebut mengambil peran yang besar dalam cerita itu. Tapi kenyataannya ya begitu. Inti besarnya dari Pohon Delima ini menurutku adalah Dinda, kampanye, dan sirkus. Kalau mau tahu lebih lengkap, baca bukunya hehehehe.

Oh iya, di akhir cerita, kalian yang baca bakal terkejut sih (apa cuma aku aja ya) sama salah satu tokoh. Enggak ngira sama sekali. Sayangnya enggak ada penjelasannya “kenapa kok bisa gitu?”, jadi kalau aku sih jadi bertanya-tanya.

Selalu luv banget sama karyanya Andrea Hirata, jadi enggak heran (dan baru sadar) aku udah baca semua buku karya dia. Jadi fix banget, kalian harus baca buku ini. Nggak sabar baca buku-buku yang berikutnya!

Cheers!

Jumat, 20 Juli 2018

How I Use My Book Planner

Yang aku tahu dulu namanya buku agenda (sampai sekarang juga sih), tapi sekarang nama bekennya book planner. Aku pakai book planner baru banget awal bulan Juli ini. Pertamanya terinspirasi dari lihat video youtube nya Anggie Marthin. Aku lihat kok gemes banget sih bukunya. Akhirnya ada keinginan untuk cari itu book planner, tapi aku tahu isinya nggak bakal selucu punya Anggie sih, karena aku enggak sekreatif itu buat neghias haha. Tapi tetep pengen aja gitu.

Pada suatu saat aku lagi di kampus tuh, eh lihat buku temenku kok lucu gitu. Pas aku lihat ternyata book planner dong huhu ukurannya kecil kalau nggak salah A6. Aku waktu itu rasanya kayak nggak bisa berhenti bolak-balikin halaman di bukunya saking gemes lihat isinya. Aku inget-inget tuh tulisan di bukunya Dodam Creation, aku enggak tahu tuh itu mereknya apa bukan.

Nah, pulang dari kampus aku ke toko buku.

Pertamanya sok ide cari-cari sendiri book planner di antara sekian banyak buku-buku jenis lain. Akhirnya tanya mbaknya, lalu dia cari-cari gitu dan dikasih ke aku.  Ukurannya lebih besar dari yang punya temenku, A5 kayaknya. Awalnya aku biarin aja gitu, tapi pas dilirik kok ada tulisan Dodam Creation. Terus iseng buka plastiknya deh (bisa dibuka-tutup kok) penasaran isinya gimana. Terus aku terpana, waaa ini nih mau banget guehhh.


Buku itu aku pegang terus sambil usaha cari yang lain siapa tahu ada yang lebih gemes. Ternyata nggak ada. Ya udah deh, akhirnya beli, uhuy! Harganya Rp43.000.

Namanya juga book planner jadi seharusnya diisi sama apa-apa aja yang rencana di masa yang akan datang dong. Tapi kalau aku enggak haha! Kalau aku lebih ke yang kayak menuliskan apa yang menjadi highlights di hari itu. Jatuhnya lebih ke diary tapi versi singkat gitu. Jadi aku nulis intinya aja, biar suatu saat di baca lagi aku bisa melatih otakku buat me-recall kegiatan pada hari itu.

Di dalam bukunya ada planner yang monthly dan weekly. Yang monthly aku tulis highlights di tanggal itu, kalau nggak ada yang menarik ya aku kosongin dan dihias pakai stabilo biar gemes gitu ceritanya xD Kalau udah kayak gitu, berarti tandanya aku gabut parah. Sedangkan yang weekly, aku tulis kegiatan aku seharian yang menonjol itu apa. Terus ada to do list nya, jadi tiap minggu bisa beda apa yang harus dikerjakan, tergantung kegiatan di minggu tersebut.



Selain planner, ada bagian yang garis biasa, kotak-kotak, halaman-halaman yang motifnya gemes abis, personal data, dan beberapa kertas kuning di akhir buku. Yang bagian ini enggak aku fotoin ya karena bakal banyak banget.

Biar nggak bingung aku contohin aja deh. Tanggal 8 Juli di bagian monthly aku tulis Jalan-Jalan sama Linda. Terus di bagian weekly nya aku tulis agak detail isinya: pergi ke Balai Pemuda, Taman Apsari, House of Sampoerna, Tugu Pahlawan, bekas Keraton Surabaya, dan Gedung Cak Durasim (tunggu cerita di postingan yang akan datang yaw!). Ngerti kan?

Nah, itu cara aku menggunakan book plannerku~

Sebenernya terserah kalian aja sih mau ngegimanain book planner kalian, cuma di sini aku pengin share aja karena aku se-excited itu punya book planner (norak emang haha). Jadi tiap hari tu semangat gitu buat ngisinya walau gak ada kegiatan apapun xD Seneng karena punya catatan kegiatan sehari-hariku yang di waktu mendatang bisa dibaca-baca lagi.

Gitu deh genkz cerita tentang cara aku biasanya ngisi book plannerku. Kalau kamu, gimanaaa?

Cheers!

*Aku mau ngucapin selamat buat adik-adikku yang ke terima di jalur mandiri Unair 2018, terutama yang masuk Psikologi, bis bald~


Kamis, 19 Juli 2018

Liburan Singkat di Jepara!

Sabtu, 30 Juni 2018

Kurang lebih pukul 8 pagi kami sekeluarga berangkat ke Jepara. Estimasi perjalanannya sih dua jam, tapi karena jalur yang kita lewati jalannya sempit dan banyak kendaraan berat (jadinya jalannya lambat), nyampe sana kira-kira pukul 11 siang.


Tempat pertama yang kita kunjungi adalah Kura-Kura Ocean Park. Menarik banget bangunannya, makanya kita penasaran banget untuk datang ke sini. FYI, dari rumah sampai ke tempat-tempat yang kita kunjungi di Jepara kita pakai Google Maps. Kenapa? Ya karena nggak tahu jalannya hehe. Bener-bener bermanfaat banget.

Sesampainya di tempat, sempet ragu sih ini bener nggak tempatnya. Karena kura-kuranya nggak kelihatan dari luar. Ternyata setelah masuk, baru deh kelihatan. Setelah parkir, kita naik semacam kereta-keretaan gitu untuk menuju ke gedung kura-kura. Sebenernya kalau mau jalan bisa aja sih. Tapi waktu itu kita nyoba pakai kereta. Biayanya terjangkau banget, satu orang hanya dikenai tarif lima ribu rupiah.

Jadi bangunan berbentuk kura-kura itu dalamnya adalah kumpulan beberapa aquarium yang isinya berbagai macam ikan. Ada bagian yang kayak terowongan, nah di situ ada banyak banget anak ikan hiu. Jujur aja aku pusing waktu masuk situ, jadi langsung cepet-cepet keluar wkwk

Di lantai dua itu ada tempat nonton film 3D kalau gak salah, tentunya tentang ikan-ikan dong. Terus di sebelahnya ada wahana edukasi buat anak-anak. Jadi cocok banget bawa anak ke tempat ini. Kurang lebih seperti itu isinya. Mungkin karena aku udah gede juga (ceilah), merasa biasa aja di sini. Tapi mungkin bagi anak kecil tempat ini jadi suatu tempat yang keren banget.

Di bagian depan, banyak banget orang-orang yang nawarin jasa foto langsung cetak, satu lembarnya sepuluh ribu rupiah. Jadi silakan kalau mau menggunakan jasa mereka :)

Setelah selesai foto-foto, kita kembali ke parkiran naik kereta-keretaan.



Perjalanan berlanjut ke Museum R. A. Kartini. Ini permintaanku sih haha, ya gimana ya cinta sejarah banget anaknya.

Untuk ke museum ini mudah banget karena terletak di alun-alun Kota Jepara. Untuk masuk, satu orang kena tarif empat ribu rupiah. Terus kalau kalian dateng kayak rombongan gitu, bakal ada mas-mas yang ngejelasin kok jadi tambah ilmunya. Di sini kece banget sih huhu excited banget!

Jadi di sini itu kayak terbagi beberapa ruang gitu. Ruang pertama yang aku masuk kayak semua yang berkaitan dengan R. A. Kartini. Ruang selanjutnya peninggalan-peninggalan sejarah pada umumnya yang ditemukan di dekat Jepara. Di sini ada kerangka ikan Joko Tua yang ditemukan di perairan Karimun Jawa puluhan tahun yang lalu. Gede dan panjang banget sih, nggak bisa bayangin segede apa waktu masih hidup. Ruangan terakhir adalah furniture yang dimiliki sanak saudaranya R. A. Kartini. Ada meja, kursi, dan beberapa tulisan.

Alasan aku suka banget sama sejarah atau ke museum  itu karena suka bayangin aja. Misal lihat kursi punya R. A. Kartini. Terus aku suka kayak "oh my god, kursi ini pernah dipakai sama beliau!" Aku merasa keren banget gitu. Seneng aja peninggalan sejarah masih di simpen dengan baik dan di rawat sehingga generasi seumuranku dan di bawahku masih bisa lihat.

Setelah puas, terus kita lanjut menuju hotel untuk check-in. Sebelumnya sempet mampir dulu di warung prasmanan yang makanannya aku luv banget, tapi sayang habis maghrib udah tutup. Terus cus hotel!




Kita nginep di Hotel d'Season Premiere. Kalau menurut Google, ini hotel bintang tiga. Untuk harga aku kurang tahu karena bukan aku yang bayar HAHA, kalian bisa cari sendiri harganya di internet. Untuk isi kamarnya menurutku ya standard, pas gitu. Terus di sini fasilitas yang aku jumpai ada restoran, pool bar, kolam renang, tempat sauna, tempat fitness, tempat spa, lapangan sepak bola, ada tenda-tenda gitu juga, dan yang lain yang mungkin aku enggak tahu.

Di tempat fitness itu ada alat yang kita lari-lari gitu, ngerti nggak? wkwk aku soalnya nggak ngerti namanya apa. Karena nggak pernah nyoba, mau sok ide nyalain alatnya tapi takut kenapa-napa. Akhirnya gak jadi deh haha. Jadinya naik alat yang sepeda-sepedaan tinggal dikayuh aja.

Sorenya aku berenang. Ada dua kolam, yang satu untuk anak-anak dan yang satunya dewasa. Aku ngerinya yang kolam renang dewasa 1,5 meter coy haha, aku harus jinjit biar gak tenggelam. Menjelang maghrib, kita lihat dan foto sunset.


Malamnya kita cari makan di luar hotel, kita ke alun-alun Jepara. Muter-muter cari makanan yang aku doyan. Akhirnya pakai google dong, nemu tuh. Kita menuju ke tempatnya. Sampai sana tu agak ragu karena tempatnya sepi banget! Sempet nggak jadi makan di situ, tapi akhirnya jadi karena ada orang lain yang akhirnya datang makan di situ. Di dalem cuma ada dua keluarga, super sepi, padahal makanannya enak banget! Menurutku itu juga belum kemaleman karena masih sekitar pukul tujuh. Aku baca ulasannya di google juga bagus-bagus kok. Mungkin ramainya kalau pagi sampai sore kali ya? Aku nggak bakal nyebutin nama tempatnya, silakan nebak-nebak sendiri :P

Minggu, 1 Juli 2018


Pagi-pagi kita ke Pantai Bandengan untuk lihat sunrise. Lumayan ramai karena banyak yang juga pengin foto-foto dan jogging. Ternyata banyak juga lho yang bikin tenda bermalam di pinggir pantai gitu.

Hari kedua ya biasa aja karena hari itu juga kita balik ke rumah.




Sempet mampir lihat-lihat Ocean View Residence-Hotel. Tempatnya instagrammable banget sih. Nuansanya dominan putih, kayak di Yunani gitu spot-spot kecenya. Kalau kalian suka banget bikin feeds kece buat instagram, tempat ini cocok banget sih.

Selesai deh genkz liburanku yang super singkat ini huhu! Sedih sih cuma bentar tapi lumayanlah refreshing.

Aku masih ada banyak cerita lagi nuich dan aku catet di book planner biar gak lupa. Nah sekarang tinggal semangatin aku ya biar gak mager nulis haha xD

Cheers!

Review Film R: Raja, Ratu, dan Rahasia

Berkas:Raja, Ratu & Rahasia.jpg

Tepat seminggu yang lalu film ini tayang di bioskop seluruh Indonesia dan aku nonton dong haha! Sampai bioskop pas milih film ini ternyata aku sama Anin (nah, ceritanya di postingan yang lain ya!) penonton pertama nih di TP 3. Jadi kita (aku deng) pilih tempat tepat di tengah biar nontonnya enak dan pas gitu.

Kebetulan aku udah pernah baca bukunya di awal tahun ini. Kalau tahu buku ini mah udah dari SMA. Waktu aku cek di blog aku ini ternyata aku belum nulis review bukunya huhu sayang banget. Kalau mau nulis review bukunya sekarang aku takut gak valid aja gitu reviewnya karena udah 6 bulan berlalu, pasti ada yang lupa.

Nah, sekarang biar gak kelupaan lagi, cepet-cepet nulis review film nya deh.


Kurang lebih sama persis sama yang di novelnya. Aku rasa enggak ada yang beda antara novel dan filmnya, dari segi tokohnya maupun alur ceritanya. Menurutku itu bagus. Jadi rasanya ekspektasi kita sebagai penonton yang udah baca novelnya itu pas, nggak merasa kecewa dan juga nggak ngerasa 'wah'.

Gambar terkait


tuh kan Brandon gemes abis?!

Tokoh utamanya jelas Raja dan Ratu. Raja diperankan Brandon Salim dan Ratu oleh Aurora Ribero. FYI, aku tahunya buku ini di bikin film itu super telat banget wkwk! Sampe aku kaget abis tahu-tahu ada trailernya. Aku senengnya tuh di sini pemeran pendukungnya pun bener-bener mendukung dan terlibat gitu, nggak cuma yang seliweran aja.



Brandon Salim. Aku suka banget sama dia karena gemes haha! Cakepnya tu pas gitu, anaknya juga kayaknya nggak aneh-aneh. Jadi luv bet sama Brandon. Kalau Aurora Ribero aku baru kali ini sih lihat filmnya dia. Menurutku manja-manjanya itu pas gitu. Terus dalam dunia nyatanya gitu, mereka berdua enggak yang gimmick lebay gitu untuk mendongkrak film ini. Aku sangat mengapresiasi hal itu.

Menurutku mereka berdua masih keliatan kaku sih dalam beradegan yang barengan. Atau memang di setting seperti itu aku juga enggak tahu.

Lagi-lagi kalau dibandingkan dengan chemistry nya Dilan-Milea, Raja-Ratu masih di bawahnya sih. Setelah nonton filmnya, aku sama Anin ngobrolin gimana menurut kita masing-masing ceritanya. Kita sepakat Raja-Ratu itu gemesin, tapi belum segreget Dilan-Milea.

Sebagai pecinta film percintaan anak SMA yang gemes-gemes, aku sangat merekomendasikan film ini ke kalian. Seingatku film ini 13+ kok, jadi anak SMP juga bisa lihat. Tenang, aman banget kok adegan-adegannya.

Nah, mumpung filmnya masih ada nih di bioskop, buruan beli tiketnya terus nonton deh!

Cheers!


Review A Dash of Magic

Halo! Jujur aja akhir-akhir ini ngumpulin kekuatan untuk nulis lagi itu susah banget wkwk Jadinya baru sempet sekarang ini deh.

Oke langsung aja ya!



Aku mau review buku A Dash of Magic karya Kathryn Littlewood, ini buku tentangg fantasi dan kuliner. Ini seri kedua dari tiga buku a Bliss novel. Yang pertama aku udah pernah baca tapi waktu SMA.

Konflik di buku kedua ini adalah Bliss Cookery Book dicuri oleh bibinya Rose sendiri yaitu Lily! Sebenernya menurutku intinya buku ini sederhana banget. Cookery book dicuri dan disalahgunakan Lily dan Rose entah bagaimana caranya harus mendapatkan buku itu lagi untuk mengembalikan segala kerusakan yang telah dibuat Lily.

Nah yang bikin menarik adalah bagaimana si Rose dan keluarganya mencari bumbu-bumbu ajaib untuk memenangkan perlombaan melawan Lily. Ini sih yang bikin penasaran terus karena setiap resep butuh bumbu ajaib yang berbeda-beda.

Buku ini waktu aku beli harganya 59.000. Tebal bukunya 298 halaman. Ciri khas dari trilogi Bliss novel adalah kover bukunya dominan warna biru.

Kira-kira segitu dulu reviewnya, terima kasih sudah membaca!

Cheers!

Jumat, 29 Juni 2018

Unair Story #3

Yay! Alhamdulillah semester 2 ku sudah berlalu. Tapi nilainya belum muncul semua jadi ya masih deg-degan sih. Semoga hasilnya baik dan memuaskan aamiin!

Jujur aja semester 2 ini nggak berasa banget! Aku masih inget banget hari pertama masuk semester 2. Rasanya kayak baru kemarin. Semester 2 ini jauh lebih baik dari semester 1 sih. Aku udah jauh lebih nyaman dan baik-baik aja.

Di semester ini aku jadi tambah banyak kenalannya lewat kepanitiaan. Kepanitian yang sudah aku jalani di semester 2 ini adalah Psychocup. Jadi itu semacam classmeeting gitu deh kalo di SMP dan SMA. Ada lomba olahraga dan akademik yang dilombakan antarangkatan. Nggak cuma mahasiswa, tapi dosen dan karyawan juga ikut meramaikan.

Aku di Sie Kesehatan. Koorku namanya Mas Qael. Temen-temen yang lain ada Mbak Tata, Mbak Uti, Yogo, Bambang, Devina, Rosi, dan Dessy. 

Psychocup ini berlangsung selama 2 minggu. Jadi ya selama 2 minggu itu aku sering banget pulang malem haha. Tapi ya enak sih, jadi ngerti kalau malem Surabaya itu kayak gimana. Abisnya aku anak kost banget, jarang pergi keluar xD

Jadi tim medis di lomba olahraga gini agak ngeri sih kalau dipikir-pikir. Karena olahraga kan risikonya banyak banget ya, cedera, kram, ankle, patah tulang, dan lain-lain. Kemarin sempet ada insiden yang bikin tegang banget, untungnya bisa dilalui bersama dengan baik.

Intinya aku seneng bisa kenal lebih deket sama 8 orang ini. Huhu, aku kangen kumpul sama kalian!

Terus aku juga jadi panitia Open Psychology Psychofest (PF) 2018. Aku di bagian Sie Acara. Selama semester kemarin belum kerasa sih keribetannya karena acaranya sendiri masih di semester berikutnya. Jumlah kita ada 28 orang dan jadi panitia dengan jumlah terbanyak di PF 2018.

Dari segi akademik jujur aja merasa agak keteteran selama Psychocup sih. Karena tiap sore sampai malam kita tugas. Jadi aku harus pinter-pinter atur waktu untuk belajar, ngerjain tugas, dan istirahat. Capek sih, tapi itu sebanding sama yang aku dapet. Teman baru, pengalaman, kerja sama, dan lain-lain.

Mungkin karena aku senang jadi semester ini rasanya berlalu begitu cepat. It's okay as long as I am happy!

Jadi kira-kira gitu deh cerita selama semester 2 ini :D

Buat adik-adik yang lagi nunggu pengumuman SBMPTN, semangat ya! Jangan lupa terus berdoa dan positive thinking! Yang ikut jalur mandiri juga semangat ya, semoga urusanmu dimudahkan oleh Tuhan aamiin. Mau di kampus negeri atau swasta, yang penting itu kamunya gimana. Sekolahlah di program studi yang bener-bener jadi minat dan passion kamu. Maka aku yakin semuanya akan terasa mudah untuk dilalui walaupun sebenarnya sulit.

Cheers!

Review Better Than This

Hola!

Maaf ya udah lama enggak nulis di blog soalnya mager haha. Jangan ditiru ya! Nggak deng, sebenernya ya riweuh aja kemaren pas UAS lumayan banyak yang ujiannya take home, jadinya yaa harus fokus dulu. Terus abis puasa ini yang baru mager!

Jadi setelah ujian online yang terakhir selesai, dari kampus langsung cus ke toko buku. Bersyukur di Surabaya aksesku untuk ke mana aja mudah banget!

Sampai di toko buku aku enggak ada bayangan sih mau beli buku apa, jadi ya sedapetnya aja. Kali itu aku lumayan lama muter-muter lihat bukunya, mencoba cari cerita yang menarik buatku dan pas di kantong mahasiswa haha!

Akhirnya di sela-sela buku yang lain di rak, aku nemuin buku judulnya Better Than This, tinggal dua eksemplar aja. Aku baca sinopsisnya dan kayak asik gitu pembawaan ceritanya. Tapi aku taruh lagi dan mencoba cari buku lain. Setelah akhirnya merasa cukup, aku kembali ke rak tadi dan ambil buku tersebut untuk dibayar di kasir.

Nah, singkat cerita aku dah selesai baca bukunya di rumah. Kurang lebih dua minggu bacanya.

Hasil gambar untuk better than this pradnya paramitha

Buku ini ditulis Pradnya Paramitha, di sampul belakang bukunya tertulis harga Pulau Jawa 69.800. Nah jadi aku kurang tahu sih kalau di luar Pulau Jawa harganya berapa. Tebalnya 293 halaman. Terbit pertama kali tahun 2018. Sampul bukunya menurutku bagus, enak aja gitu di lihat. Waktu baca ucapan terima kasihnya aku baru tahu ternyata buku ini dari cerita yang ditulis di Wattpad.

Dua tokoh utama di cerita ini adalah Saras dan Leo. Mereka itu kebalikan gitu deh. Saras mahasiswa suram dan Leo mahasiswa bermasa depan cerah. Ceritanya menurutku oke sih, karena kayak nggak nyangka ternyata dibalik semua itu ada sejarahnya.

Terus aku suka banget sama gaya ceritanya soalnya bikin aku ketawa sendiri. Paling seneng pokoknya sama novel yang kayak gini ini. Contohnya yang udah pernah aku baca itu ya Dilan, Milea, dan 4R.

Aku suka bagaimana si Saras menceritakan apa yang terjadi dan dia rasakan. Jujur dan sesuai kenyataan gitu, jadi bisa relate banget.

Selain mereka ada tokoh pendukung juga yang nambah bikin kocak cerita ini kayak Panji dan Bernard. Pas bagian Saras-Panji atau Saras-Bernard ada aja yang bikin ketawa.

Ada juga Riza, Jerro Atma, Morrie, Nanda, Om Lucky, Tante Amira, Pak Kus, Ayesha, Lia, dan masih banyak lagi, mungkin aku lupa jadi nggak disebut.

Oh iya buku ini 17+ yaa! Hehe, tapi aman kok nggak aneh-aneh. Buat anak-anak SMA ke atas silakan dibeli karena buku ini worth to buy and read. Dijamin nggak bakal nyesel.

Selamat membaca!

Selasa, 26 Juni 2018

Psychofest 2018: 7th Psychology Film Festival

[OPEN SUBMISSION]

Psychofest 2018 mempersembahkan “7th Psychology Film Festival”

Pendaftaran dan pengumpulan karya film dibuka dari tanggal 8 Mei 2018 - 7 Agustus 2018.

Kami tunggu karya-karya para sineas muda Indonesia untuk berpartisipasi dan turut serta dalam 7th Psychology Film Festival!

Kategori film yang akan dikompetisikan ialah:
- Umum
- Pelajar

Untuk form pendaftaran dan ketentuan persyaratan dapat diunduh di bit.ly/7thpsychologyfilmfestival

For more information:
📞 0877-6214-5917 (elvia)
      0838-3143-0753 (fefe)
#PSYCHOFEST2018 
#7thPsychologyFilmFestival
#KitaAdaMerekaBisa 
#FestivalFilmIndonesia


Minggu, 06 Mei 2018

Review Film #TemanTapiMenikah

Halo!


Aku nonton film ini kurang lebih 2 minggu setelah tayang. Aku nonton sama ibu di TP 3. Ini aku pertama kalinya nonton film di Surabaya setelah hampir setahun tinggal di sini.

Menurutku pribadi, filmnya biasa aja tapi ngegemesin. Yang bikin gemes adalah tingkahnya si Ditto yang kocak. Ya mungkin karena ini kisah nyata dan hubungan awal mereka adalah sepasang sahabat jadi ceritanya nggak seperti kisah cinta remaja SMA lainnya. Malah bagus sih menurutku, karena nggak semua kisah cinta itu yang melulu romantis gitu. Harus realistis guys, haha.


Yang memerankan Ditto adalah Adipati Dolken. Dia memerankan Ditto dari zaman SMP sampai udah dewasa. Enggak usah diragukan lagi sih kalo Adipati yang main, udah pasti kece. Udah terlihat dari berbagai film yang dia perankan.


Sedangkan Ayudia diperankan oleh Vanesha Prescilla. Yap, lagi-lagi Sasa dapet peran utama di filmnya yang kedua ini. Termasuk beruntung banget sih, sebagai pendatang baru di dua film pertamanya udah jadi tokoh utama. Menurutku di sini Sasa lebih luwes dibandingkan ketika jadi Milea. Mungkin karena peran yang dibawakan juga beda kali ya, kalo di TTM dia berperan sebagai cewek yang tomboy, sedangkan di Dilan 1990 dia jadi cewek yang anggun manis gitu.

Masih sama seperti film Dilan 1990, problem yang aku lihat di sini adalah plat kendaraan. Plat nya enggak relevan seperti pada zamannya. Lagi-lagi aku bilang, aku enggak tahu sih apakah memang enggak boleh memakai plat kendaraan lama untuk keperluan film yang berlatarkan waktu yang lalu.


Oh iya, ada special appearance dari Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan. Emang agak gimana gitu ya. Bahkan sampai ada guyonan "Milea jadinya nikah sama Kak Ditto deh" haha. Iqbaal juga mengisi soundtrack di film ini berjudul Hello You. Selain itu ada Teman Tapi Menikah dan Hey Ayudia dari Dengarkan Dia, dan beberapa lagu lagi dari musisi lain.



Ketika film TTM hendak tayang, ada beberapa pro dan kontra mengenai Sasa. Karena di film sebelumnya dia dekat dengan Iqbaal, dan di film ini dia dekat dengan Adipati. Menurutku wajar aja sih, untuk membangun cerita yang baik butuh chemistry dari pemainnya agar terlihat alami ketika nanti di kamera. Selain itu, risiko sebagai sebagai aktris maupun aktor ketika dipasangkan dengan siapa saja. Harus siap menerima apa kata netizen.

Kalau dibandingkan dengan novelnya, menurutku isinya kurang lebih sama. Jelas kalau yang di film diambil yang inti-intinya aja. Pengambilannya pas menurutku, mencakup sama apa yang ada di novel.

Nah, sekian review film dariku. Tunggu review-review film berikutnya!

Cheers!

Sabtu, 05 Mei 2018

Unair Story #2

Agustus
Tanggal 2 Agustus 2017 adalah pengukuhan mahasiswa baru Unair di ACC. Hari-hari berikutnya adalah ospek universitas. Tanggal 14 nya adalah hari perdana kuliah. Inget banget waktu pertama kelas, dalam hati ngomong: duh pengen balik SMA aja. 

Selama bulan ini jujur aja konsentrasiku ke bagi banget antara kuliah dan ospek. Rangkaian pengaderan Student Day dilakukan selama 3x di bulan Agustus. Sebenarnya tugasnya enggak berat sih, yang bikin berat itu adalah proses adaptasi untuk melakukan semuanya sendiri. Bulan penuh drama pokoknya.

September
Di lanjut Psycho Camp. Aku ketagihan banget ikut PC. Apa ya, suasananya itu lho yang bikin aku pengin untuk mengulanginya. Semoga aku ke terima panitia PC yaaa! Kekeluargaannya kerasa banget.

Bulan ini juga menjadi ulang tahun pertamaku tanpa keluarga, jauh dari rumah. Sedih sih. Biasanya dirayain kecil-kecilan sama sahabat SMA. Sekarang nggak sama siapa-siapa.

Oh iya, di bulan ini aku ikut oprec untuk jadi volunteer time keeper Kompetisi Debat Psikologi Nasional 11th Psychofest.

Oktober
Rangkaian ospek fakultasku berakhir di bulan ini yaitu LKMM-TD. Terus UTS pertama juga bulan ini. Bulan ini juga jadi bulan yang menyedihkan sih, motorku hilang. Ini memang kebodohanku sih, tapi ya sudahlah.

Aku ke terima jadi time keeper!

November
Tanggal 2-4 lomba debat di mulai. Aku baru mulai tugas tanggal 3 nya. Jadi, tugasku adalah ketuk-ketuk gitu, menandai waktu bagi peserta ketika menyampaikan argumennya. Gak sulit-sulit amat sih sebenarnya.

Gara-gara ikut ini, aku jadi ketagihan ikut kepanitiaan. Seru gitu lho. Dapet teman baru, diceritain pengalamannya kating, bisa lebih akrab sama teman, dan lain-lain.

T17ANIUM juga ada kegiatan bulan ini yaitu pengabdian masyarakat dan malam keakraban. Aku jadi sie acara di pengmas PSIMANJA. Alhamdulillah acaranya sukses, kita mengundang Klantink lho!

Desember
Kegiatanku cuma UAS aja dan pulang ke rumah!

Yap! Itu deh cerita singkatku selama satu semester kemarin. Intinya semester pertama ini banyak dramanya dah haha xD

Oh iya, aku mau mengucapkan selamat bagi adik-adik yang ke terima jalur SNMPTN, terutama yang masuk Fakultas Psikologi Unair! Sampai jumpa di kampus ungu!

Cheers!

Review Film Dilan 1990


Film ini tayang tanggal 25 Januari lalu dan aku nonton tepat di hari pertama tayang! Film Dilan 1990 adalah film pertama yang aku tonton lebih dari sekali di bioskop. Ya cuma dua kali sih hehe. Karena nagih aja gitu.

Aku enggak tahu tepatnya berapa tapi jumlah penonton Dilan 1990 telah mencapai 6 juta lebih. Urutan nomor dua film terlaris Indonesia setelah Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1.

Tentunya kalian semua udah tahu dong film ini diadaptasi dari novel bestseller Pidi Baiq yang superbikin senyum-senyum sendiri. Dengan tokohnya Dilan dan Milea yang kisah cintanya sederhana tapi luar biasa membekas di hati.


Aktor yang memerankan Dilan adalah Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan. Pada awalnya banyak sekali orang yang nggak setuju banget Iqbaal jadi Dilan karena katanya ini dan itu. Tapi aku pribadi malah seneng banget, karena emang dasarnya suka sama Iqbaal dan penasaran gimana sih Dilan kalau divisualisasikan. Akankah sesuai dengan ekspektasi atau malah mengecewakan? Hasilnya adalah ... keren banget! Gak lebay tapi ini emang beneran keren! Isinya sepanjang film aku cuma senyum-senyum aja xD Intinya Iqbaal sukses banget sih meranin tokoh idamannya kita ini.


Sedangkan Aktris yang memerankan Milea adalan Vanesha Prescilla. Film Dilan 1990 adalah film pertamanya Sasa sekaligus film pertamanya dia berperan sebagai tokoh utama. Dia cute banget sih, asli. Bagian yang agak gimanaaa gitu menurutku adalah ketika scene dia ketawa kalo lagi digombalin Dilan. Menurutku masih agak kaku, tapi enggak tahu juga sih kalau memang ternyata dibuat seperti itu.

Ada banyak lagi tokoh-tokoh yang lainnya, tapi aku cuma bahas yang pemeran utama aja yaaa.

Selanjutnya adalah tentang plat kendaraan. Setiap ada film yang berlatarkan waktu yang lalu aku selalu merhatiin plat kendaraannya. Aku lupa plat motornya Dilan atau plat mobilnya Kang Adi yang bertahun sekarang-sekarang ini. Ya seharusnya bisa lebih diperhatikan lagi sih detailnya biar tambah mantep. Atau mungkin nggak boleh ya pake plat yang tahun lama gitu? Aku juga nggak tahu sih :D

Soundtrack film Dilan 1990 yang kalau kita denger pasti langsung ingat film ini adalah Dulu Kita Masih SMA dan Rindu Sendiri. Jujur aja aku nggak tahu siapa penyanyinya Dulu Kita Masih SMA, tapi suaranya khas dan cocok banget nyanyiin lagu itu. Kalau Rindu Sendiri dinyanyikan sama Iqbaal.


Film ini menurutku sukses memvisualisasikan apa yang aku bayangkan berdasarkan apa yang aku baca dari novel. Buat yang underestimate sama film ini, please, nonton dulu.

Oke, sekian review dariku. Akhirnya nulis juga setelah terakhir posting Januari lalu. Semoga habis ini lebih rajin nulis lagi yaaa, doakan!

Cheers!

Kamis, 11 Januari 2018

Unair Story #1

Juni
Aku inget banget daftar seleksi mandirinya Unair itu h-4 tutup, 4 Juni 2017. Sebelumnya sama sekali nggak kepikiran untuk sekolah di Unair soalnya ya jauh dan biaya di jurusan yang aku mau juga lumayan. Karena aku belum ke terima dimana-mana yang negeri ya udah deh, semua kampus yang ada seleksi mandiri pakai nilai SBM aku daftarin semua wkwk. 

Pengumuman seleksi mandiri Unair sebenernya tanggal 14 atau 15 Juni, pokoknya beberapa hari setelah pengumuman SBMPTN. Nah, mungkin karena banyak yang terus gagal di SBM, jadinya pendaftaran mandirinya Unair diperpanjang. Otomatis pengumumannya jadi diundur lagi! Sedangkan itu udah mendekati lebaran dan aku udah males banget ditanyain kuliah dimana sedangkan aku belum punya jawaban.

Akhirnya udah pasrah ajalah.

Sampai tiba hari pengumuman 22 Juni kalau nggak salah ingat. Dari malem sebenernya udah bisa di buka pengumumannya. Cuma aku udah males aja, dalem hati udah bilang paling nggak diterima lagi.

Baru paginya jam 08.00 waktu bapak dan ibu udah kerja, adek udah di sekolah, aku sendirian di rumah. Iseng aja buka pengumuman lewat hape, eh kok ternyata "SELAMAT!". Masih nggak percaya dong, cuma tangan udah gemeter banget. Akhirnya buka lewat laptop dan bener! Sampe bolak-balik di buka bener apa enggak nih, tapi ternyata Alhamdulillah beneran!

Aku langsung ngescreenshoot hasil pengumuman dan dikirim ke grup keluarga di WA. Dan responnya lama banget sampe heran wkwk. Aku juga langsung ngabarin sahabat-sahabatku kalau aku ke terima di Psikologi Unair. Setelah WA ku di read sama bapak dan ibu, keduanya langsung heboh gitu seneng! Alhamdulillah... :D

Waktu lebaran akhirnya punya jawaban bakal kuliah dimana deh! Nah, h+3 lebaran aku ke Surabaya buat nyari kos dan alhamdulillah dapet, yang sampai sekarang aku tempatin.

Juli
Di bulan ini aku sibuk tes ELPT, tes kesehatan, daftar ulang, dan bayar biaya pendidikan. Capek sih karena harus bolak-balik gitu, tapi nggakpapa.

Sabtu, 29 Juli 2017 aku berangkat ke Surabaya diantar sama bapakku naik kereta. Memulai kehidupan baru di Surabaya. Hari Senin, 31 Juli 2017 aku ada first gathering sama anak-anak Psikologi Unair angkatanku.

Lanjut lagi di postingan berikutnya ya!

Cheers!

Senin, 08 Januari 2018

Review Surat Cinta Untuk Starla The Movie


Tepat sehari setelah tayang di bioskop, aku nonton filmnya! Haha, emang ambis sih, soalnya memang kepengen nonton banget.

Menurutku ceritanya ya seperti kisah cinta pada umumnya, cuma karena dibawakan oleh aktor-aktris remaja zaman sekarang, jadi membawa suatu warna baru dalam dunia perfilman. Kadang aja aku nggak nyangka yang ngisi sinetron atau film Indonesia rata-rata udah anak-anak kelahiran tahun 2000! Dan di sini aku merasa tua banget, haha!

Seperti short movie nya, Hema diperankan Jefri Nichol dan Starla oleh Caitlin Halderman. 

Aku nggak bisa berhenti senyum-senyum sendiri ngelihat Hema, abisnya cakep banget! Gemes gitu lho lihatnya.

Terus bagian endingnya ada kejutan, yang aku sih udah nebak. Nggak tahu sih kalau yang lainnya gimana. Kalau mau tahu endingnya gimana, buruan nonton deh filmnya. Mumpung belum turun dari layar. Terakhir aku tahu filmnya sudah mencapai 1 juta penonton!

Ini ada trailernya, selamat menonton!


Cheers!

Review Film Ayat-Ayat Cinta 2


Tanggal 25 Desember 2017, aku sekeluarga memutuskan untuk menonton film. Aku, bapak, dan ibuku nonton Ayat-Ayat Cinta 2, sedangkan adikku nonton Jumanji.

Karena aku sudah baca novelnya, jadi aku bisa membandingkan antara versi novel dan versi filmnya.

Tokoh-tokoh autamanya adalah Fahri diperankan Fedi Nuril, Aisha oleh Dewi Sandra, dan Hulya oleh Tatjana Saphira. 

Menurutku semua novel yang difimlkan itu nggak bakal ada yang 100% bakal sama sih, karena selain keterbatasan waktu dan mungkin bakal bertele-tele apabila semuanya dimuat dalam versi film. 

Ada beberapa bagian yang di dalam novel yang ditiadakan dalam versi film, ada juga beberapa tambahan. Menurutku juga ada beberapa bagian yang seharusnya begini, jadi begitu. Tapi itu nggak mengurangi keapikan dari ceritanya itu sendiri.

Emosi dalam film ini dapet banget. Aku waktu baca novelnya aja, baru bagian awal udah berkaca-kaca. Apalagi dibikin visualnya, jadi tambah dapet lagi emosinya. Film ini nggak melulu menangis dan sedih kok, ada juga kisah cinta yang bikin gemes, kocaknya juga ada, dan yang paling keren sih pemandangan Edinburgh yang indah sekali! Semoga suatu saat aku bisa berkunjung ke sana, aamiin! :D

Ada empat penyanyi wanita kece yang mengisi soundtrack untuk film AAC2 yaitu Krisdayanti, Rossa, Raisa, dan Isyana. Yang paling aku suka itu yang dinyanyiin sama Isyana, lagunya enak didenger dan liriknya bagus aja gitu.

Ohya, terakhir aku cek, penonton film Ayat-Ayat Cinta 2 sudah mencapai 2,3 juta! Gokil banget nggak sih? Nah, mumpung masih ada di bioskop, buruan nonton deh! Dijamin nggak bakal nyesel, happy watching!

Trailer Ayat-Ayat Cinta 2

Cheers!

Review Maddah


Maddah adalah sekuel lanjutan dari Gerbang Dialog Danur karya Risa Saraswati. Jujur aja aku takut apapun yang berkaitan dengan yang horror-horror, baik film, buku, apapun itu. Cuma entah kenapa, waktu ke toko buku, aku pengen baca buku ini. Penasaran aja gitu.

Awal baca-baca, aku deg-deg-an sih. Seolah-olah bakal ada jumpscare nya gitu XD Padahal ya enggak. Tapi setelah menyelesaikan buku ini, aku merasa hanya ada satu bagian yang serem banget. Yang bikin aku bacanya sampai deg-degan gitu. Mungkin kalau orangnya nggak penakut, yaa biasa aja kali ya. Cuma karena yang baca aku, jadi serem deh.

Aku suka ceritanya karena 'mereka' yang dikisahkan dalam novel ini adalah orang-orang Belanda. Nah aku kan suka sama sejarah gitu, jadi bacanya enjoy banget! Serasa balik zaman SMA belajar sejarah. Jadi ngerti latar belakangnya mereka bagaimana dan suasana Hindia Belanda pada saat itu.

Selain ada cerita Risa dengan sahabat-sahabat kecilnya, ada kisah tokoh lain yang juga disebut-sebut dalam cerita. Nggak cuma kisah tentang zaman Belanda, tapi ada juga kisah yang bener-bener bisa di bilang baru. Kurang lebih 12 tahun yang lalu.

Buku ini masih baru banget, terbitan Desember 2017. Jadi kesempatan kalian buat beli masih banyaaaak! Harganya 71.500 rupiah.

Ohya, selamat tahun baru 2018 ya! Semoga pada tahun ini aku lebih bisa produktif nulis di blog dan wattpad (baca ceritaku ya!), lebih aktif lagi sebagai mahasiswa, nilaiku bertambah baik, lebih sabar dan mandiri, dan yang lain-lain. Semoga apa yang kalian inginkan tercapai ya di tahun ini, aamiin!