Selasa, 22 Desember 2020

Review First Romance (2020)

Drama ini terdiri dari 24 episode plus 1 yang special scene. Nah yang bonusnya ini aku kira akan ada adegan yang nggak muncul di episode-episode sebelumnya, tapi ternyata cuma pengulangan aja wkwk. Ya udah di tengah nonton skip deh.

Jadi ini kisah yaa orang pacaran gitu, yang udah timbul rasa sejak SMA berlanjut sampai kuliah. Banyak konflik-konflik yang terjadi di awal, ada yang fitnah, nggak peka, kedatangan orang baru, dan lain-lain. Sampai akhirnya si kedua tokoh utama ini bisa bersama.

Main role-nya ada Xiong Yi Fan dan Yan Ke. Aku inget sih di episode pertama dah kelihatan komedinya, walaupun tipis-tipis aja. Ceritanya ringan banget, nontonnya tuh alus gitu. Konflik antara Yi Fan dan Yan Ke untungnya nggak lebay, jadi gemes lihatnya. Oh ya, si Yan Ke atau Riley Wang di drama ini dan I Hear You selalu ada kaitannya dengan musik. Yang satunya biola, yang satu piano. Tapi serius sih aku suka banget karakter Riley Wang di sini. Lebih fresh, pinter tapi tetep ada sentuhan kebodohan remaja, yang paling penting adalah banyak senyum! Aduh, luar biasa banget, luv  <3 Terus kalo Yi Fan dia juga cantik, manis, dan lawak gitu lho tampilannya.

Support role nya ada Bai Yu Ze, Ding Ming, dan Qi Xiao Song.

Aku tuh kurang suka sama cowok berambut gondrong. Nah selama nonton drachin, aku nemu 2 orang yang demikian. Yang pertama aku lupa di drama apa gitu, di situ dia kelihatan cantik banget wkwk. Terus gondrong satunya aku nemu di drama ini, yaitu Bai Yu Ze. Baru kali ini, aku agak-agak cinta nih sama pria berambut panjang. Dia tuh manis, badannya kekar, sok gantengnya tuh ada, kocaknya dapet, sisi lemahnya juga muncul. Paket komplet!

Ding Ming sahabat ceweknya Yi Fan, cantik-manis gitu. Awalnya dia sempet terpesona sama Yu Ze sampai daftar magang di studio fotonya dia, tapi setelah tahu kelakuannya Yu Ze si Ding Ming jadi nggak respect. Yu Ze pun awalnya ngedeketin Yi Fan, nah ini bikin Ding Ming protektif banget karena tahu Yu Ze tuh suka main cewek. Yu Ze pokoknya bersaing sehat bangetlah sama Yan Ke, tapi ya mau gimana lagi, orang Yi Fan senengnya sama Yan Ke, mau digoda gimana juga susah. Untungnya, Yu Ze juga menerima dengan lapang dada, no drama berlebihan.

Sampai suatu ketika ada momen yang bikin Ding Ming deg-deg-ser lagi sama Yu Ze dan Yu Ze tahu akan hal itu. Singkat cerita akhirnya mereka bersama dan itu gemez.

Lalu ada Qi Xiao Song sahabat cowoknya Yi Fan. Dia punya usaha gym gitu. Kisahnya dia nggak terlalu diekspos. Ujung-ujungnya dia nemu kekasih yang ternyata adalah pelatihnya si Yi Fan.

Ada tokoh antagonisnya, tapi nggak yang jahat banget gitu. Nggak bikin ikutan jengkel. Malah ada yang akhirnya jadi temen baik, walaupun gengsi gitu tampilannya.

Biasanya, di akhir-akhir episode itu gongnya. Nah di episode 23, awalnya tuh senyuuuum mulu, terus tiba-tiba mewek gara-gara Yi Fan bete sama bapaknya wkwk. Sederhana banget, tapi secara visual tersampaikan jadinya ya crying. Btw, bapaknya Yi Fan kelihatan mudaaa banget.

Seru banget! Emang drama-drama percintaan anak SMA-kuliah itu terbaik sih, penuh bunga-bunga bertebaran. Feel-nya beda deh sama percintaan yang lebih dewasa.

Sekarang otewe nonton drama berikutnya, tunggu review-nya ya!

Cheers!

Review Behind The Spotlight

Behind The Spotlight adalah karya dari Ladyinmoonlight. Sampul bukunya gradasi biru langit terus ada 6 orang di bawah dan 1 siluet seseorang yang duduk di atas. Harga bukunya 69.000 dengan tebal 190 halaman. Cukup tipis dibanding buku-buku yang biasa aku baca.

Buku ini bercerita tentang kisah suatu boygroup gitu yang terkenal tapi berakhir tragis. Masing-masing anggota punya lukanya sendiri. Konflik yang ada sangat kental dan itu terlihat dari gimana tokoh-tokoh ini menyikapinya. Ada yang sudah merelakan, tapi ada juga yang masih belum bisa menerima.

Penuturannya ringan dan nggak ribet gitu lho, jadi enak bacanya.

Sebelumnya aku juga dah pernah baca karyanya Ladyinmoonlight yaitu Apricity. Ternyata si penulis ini emang suka nulis tentang persahabatan dan keluarga. Jadi kalau mau cari unsur percintaan antara pria dan wanita nggak bakal nemu sih. Aku seneng masih ada orang yang suka nulis dengan genre ini, karena aku pribadi senengnya nulis cinta-cintaan.

Aku rekomendasikan buku ini buat kalian. Ngalir banget ceritanya.

Cheers!

Minggu, 06 Desember 2020

Review Marriage Contract

Ini tumben-tumbenan langsung nge-review buku begitu selesai baca. Soalnya bangun pagi dan bersemangat mau ngerjain skripsi. Bagi kalian para mahasiswa tingkat akhir yuklah semangat guys! Skripsinya dikerjakan pelan-pelan, pasti bisa!

Judul buku yang aku baca adalah Marriage Contract karya Diossa. Dari judulnya udah kelihatan ya tema besar ceritanya apa. Kovernya ada Jimin dan Haebin dengan latar nuansa kehijauan, mereka pakai baju pernikahan. Harganya 95.000 dan tebalnya 299 halaman.

Ini model ceritanya banyakan dialog daripada narasi. Agak aneh bagiku soalnya aku jarang melihat cerita yang demikian, biasanya narasinya panjang gitu. Tapi kan ada juga ya yang seneng baca banyakan dialog, jadi mungkin buku ini cocok untuk kamu.

Terus dari segi isi cerita, menurutku agak aneh juga tiba-tiba anak SMA disuruh nikah buat nutup hutang bapaknya Haebin. Tapi setelah di tengah cerita baru dijelaskan kenapa Jimin disuruh nikah aja soalnya ada fakta yang dirahasiakan bapaknya.

Up and down ceritanya, lalu masuk tokoh baru yaitu Taehyung. Aku kira dia charming gitu, tapi kok lama-lama di sini jadi jahat. Kayak ada beberapa hal yang dia lakukan nggak masuk akal banget, setega itu.

Konfliknya cukup banyak di sini, tapi nggak sampe bikin pusing. Mungkin karena disampaikan dengan gaya cerita yang ringan, jadi mudah dicerna juga.

Ending-nya juga tidak terduga. Nggak terduga gimana? Baca aja, guys :p

Kayaknya itu aja yang bisa aku bagi, semoga bermanfaat ya!

Cheers!

Jumat, 20 November 2020

Review I Hear You (2019)

Drama ini berkisah tentang cewek bernama Bei Er Duo yang sedang mengejar mimpinya menjadi seorang dubber dan cowok bernama Ye Shu Wei pembuat plus pemain biola. Mereka dipertemukan di acara pasangan gitu deh, proyek kerjaan Li Zi, sohibnya Er Duo.

Shu Wei ini awalnya ya ampun wajahnya judes banget, tapi justru aku malah ke inget wajah temen kuliahku wkwk. Nggak mirip plek ketiplek, tapi ada beberapa bagian kalo lagi senyum atau jutek mirip banget. Jadinya malah tiap lihat Shu Wei ke ingetnya temenku.

Er Duo imut banget. Lovely banget lah perannya.

Mereka berdua ini pasangan settingan pada awalnya, tapi ya seperti biasa lama-lama jatuh cinta juga. Shu Wei yang dingin banget jadi lembut dan manis. Manja banget pokoknya.

Aku senengnya Er Duo itu orangnya nggak lebay ketika dia cemburu. Dan, Shu Wei nya juga pinter gitu lho nggak mudah tergoda. Sekali fokus sama satu orang ya udah itu aja.

Dari Er Duo ada Le Tian yang naksir dia, klo Shu Wei ada siapa gitu aku gak hafal namanya. Dari kedua pihak ada yang nyantolin lah istilahnya. Le Tian pernah nembak si Er Duo, tapi ditolak. Untung Le Tian menerima aja, nggak yang jadi bete. Walaupun dia pasti iri juga sama Shu Wei, tapi dia nggak pernah berbuat jahat. Terus yang cewek anak guru biolanya Shu Wei juga nggak pernah memaksakan, pas tahu Er Duo pacarnya dia ya udah cukup tahu aja.

Perjalanan cinta mereka menurutku mulus-mulus aja, nggak ada pergolakan hebat yang bikin meringis. Intinya seperti biasa ujug-ujug pacaran aja, padahal gak ada omongan wkwk. Justru yang ceritanya naik-turun banget itu second lead-nya. Mereka drama bangetlah percintaannya.

Li Zi karyawan dan Yu Zhong bosnya. Mereka itu akrab banget dan itu diketahui semua orang. Li Zi nya juga udah suka sama Yu Zhong dari lama, cuma si bosnya ini nggak memberikan validasi apa pun tentang hubungan mereka. Di tengah ketidakjelasan hubungan ini, muncul karyawan baru yang membuat Li Zi cemburu, lagi-lagi aku gak hafal namanya. Intensinya dia emang pengin deketin Yu Zhong. Nah ini memicu kecemburuan Li Zi.

Oh ya, Li Zi sempat bilang secara langsung dan gamblang ke Yu Zhong kalo naksir sama dia. Tapi responnya apa? Hanya terdiam, nggak jawab apa-apa :)

Akhirnya Li Zi dah muak dengan semua ini, dia memutuskan resign. Dia ada kerjaan baru yang aku nggak tahu definisi kerjaannya apa. Kayak LO gitu kalo dilihat. Aku nggak nyangkanya, Li Zi ujung-ujungnya berjodoh sama cowok Italia, namanya Mars. Dia ini kliennya Li Zi, pemain biola juga temennya Shu Wei. Aku bener-bener nggak nyangka sih kalo mereka menikah, plot twist abis.

Nah sedangkan Yu Zhong akhirnya menyesal. Definisi cinta datang terlambat. Kasihan :(

Yang paling epic menurutku, di hari pernikahan Li Zi dan Mars, Mars mengizinkan Yu Zhong untuk dansa sama istrinya. Kayak ... woy lah, hatimu besar banget! Ya mungkin karena Mars bule kali ya, jadi lebih open mind, yang penting dia dah jadi istri gue, gitu.

Balik ke main role. Shu Wei ini kalo senyum, aduh manisnya minta ampun. Giginya rapi, ada lesung pipinya lagi. Nggak bisa kalo nggak senyum. Apalagi beberapa episode terakhir, wadidaw banget lah berasa diserang senyuman sama Shu Wei.

Dua tokoh utama ini definitely my another favorite aktor-aktris lah!

Cheers!

Sumber foto: https://mydramalist.com/photos/bwQR6

Sabtu, 07 November 2020

Review A Perfect Plan

 Sudah selesai baca dari beberapa hari lalu tapi baru sempet nulis review-nya sekarang.

A Perfect Plan adalah karyanya A-Noona. Dia tuh spesialis tokoh utamanya Jungkook dan pemeran ceweknya namanya Taeri. Tapi, kali ini berbeda dan cukup mengejutkan buatku.

Kover depannya ada 3 orang yaitu Jimin, Taeri, dan Jungkook. Nuansanya kayak mewah emas-coklat gitu. Harganya 99.500 dengan tebal 299 halaman. BTW, aku belinya kayaknya nggak dengan harga segitu sih, soalnya beli di online. Pokoknya selama pandemi ini aku beli-beli online mulu. Ohya online shop langgananku buat beli buku itu Tokotmindo. Udahlah terjamin banget, dah 3x lebih beli di situ. Pengiriman cepet juga.

Di buku ini, menurutku A-Noona menunjukkan sisi yang berbeda. Biasanya nih tokoh utama pria pasti Jungkook, ceweknya namanya Taeri dengan kepribadian yang tangguh. Tapi di sini tokoh utama prianya Jimin dan si Taeri ini ditunjukkan sisi lemahnya. Walaupun tetep ya bagian 17+ seperti biasanya.

Menurutku 3 tokoh dominannya itu Jimin, Taeri, dan Taekyung. Jungkook pun ada, tapi nggak sesering biasanya diceritakan. Jadi kalo aku bisa mengubah kovernya, pengin ganti Jungkook jadi Taekyung aja, atau tambahin Taekyung di kover jadi berempat.

Oh ya, di sini namanya bukan Jungkook sih, Jeongoo.

Jimin dan Taeri ini sama-sama dominan orangnya, jadi kadang-kadang suka bentrok karena merasa lebih hebat dari yang lain. Tapi ya itu akhirnya ada sisi lemah Taeri yang ditunjukkan ketika dia jatuh cinta. Taeri bisa switch dirinya ke sisi yang dominan lagi setelah memutuskan berhenti untuk mencintai Jimin. Dia juga bisa tegas sama Jungkook, meskipun pada awalnya terlena juga. Terus aku salut sama Taekyung, dia sopan banget, luv!

Kalau dari konfliknya yaa, biasa aja, nggak yang menguras emosi. Tapi emang penuh intrik gitu.

Ada extra chapter-nya juga, tapi aku belum baca, nanti-nanti aja nunggu stok bacaan abis, haha.

Kayaknya itu aja deh yang bisa aku ceritain.

Cheers!

Selasa, 27 Oktober 2020

Review A Love So Beautiful (2017)

[SPOILER ALERT]

Wow, sangat lama ya sejak terakhir review nonton drama. Dikarenakan dah masuk kuliah dan tugas bergelimpangan, jadi nontonnya seringnya pas malem sebelum tidur. Intinya jadi jarang deh, di waktu luang aja.

Drama yang aku tonton ini A Love So Beautiful, drama yang kayaknya terkenal banget di masanya tahun 2017 (sampai sekarang juga sih, orang aku juga baru nonton). Terutama lagunya dinyanyikan versi Bahasa Inggris, bermunculan di Instagram-ku. Awalnya aku nggak tahu lagu ini tuh soundtrack dari drama ini, baru pas nonton dramanya jadi tahu.

Ceritanya tentang muda-mudi SMA, ada Chen Xiao Xi dan Jiang Chen. Xiao Xi ini naksir berat sama Jiang Chen. Selalu merhatiin, ngikutin, dan berusaha nyenengin Jiang Chen. Sedangkan Jiang Chen ini cool, nggak pernah menunjukkan perasaannya secara gamblang, padahal sebenernya dia juga suka sama Xiao Xi.

Kayak cerita-cerita pada umumnya, mereka tetanggaan dan satu sekolah terus. Nah, karena ini setting-nya tahun 2004-2006 kalo nggak salah, jadinya seragam sekolahnya juga basic banget merah-putih atau biru-putih, terus hapenya juga masih Nokia.

Pada awalnya aku nggak terlalu interest sama Jiang Chen soalnya bentuk rahang wajahnya tegas gitu, kesannya biasa aja, gak yang cakep-cakep amat. Lebih respect ke Wu Bo Song, si atlet renang yang juga naksir Xiao Xi. Soalnya dia nggak segan untuk menunjukkan perhatiannya dan manis senyumnya. Tapi, kalo Jiang Chen senyum, wah langsung beda banget wajahnya. Jadi imut-imut! Apalagi kalo senyum kelihatan gigi.

Waktu Bo Song mulai mendekati si Xiao Xi, Jiang Chen mulai kelihatan jealous-nya. Dikit-dikit bete kalo mereka berduaan wkwk. Tapi emang dasarnya Xiao Xi dah jatuh cintrong banget sama Jiang Chen, dia nganggep Bo Song temen aja, dan yang ada di hati serta pikirannya hanya Jiang Chen seorang.

Tapi ada juga cewek di kelas mereka yang sukanya ngedeketin Jiang Chen namanya Li Wei. Dia jadi sumber kecemburuannya Xiao Xi. Padahal Jiang Chen nya nggak gimana-gimana sama Li Wei.

Terus ada dua temennya lagi, yaitu Lu Yang dan Lin Jing Xiao atau Jingjing. Lu Yang ini gayanya kayak anak cupu gitu dan seneng main game, kalo Jingjing tomboy. Yang awalnya seneng duluan itu si Lu Yang. Tapi emang si Jingjing cantik dan pinter banget!

Jingjing sempet naksir sama dokter UKS sekolahnya gara-gara dipinjemin baju untuk nutup celana sekolahnya yang robek, baper gitu lho. Tapi yaa, bertepuk sebelah tangan. Pokoknya ada part yang sedih banget, konflik antara Lu Yang dan Jingjing mendominasi.

Masa SMA selesai, lanjut kuliah. Jiang Chen sempet ribut sama ibunya tentang pilihan kuliah, tapi akhirnya ibunya nurut sama Jiang Chen. Hal ini dia lakuin supaya bisa selalu deket sama Xiao Xi.

Jiang Chen masuk kedokteran, Jingjing astronomi, Xiao Xi kesenian, Bo Song lanjut jadi atlet renang, kalau Lu Yang aku nggak ngerti dia jurusan apa. Intinya yang pada kuliah ini mereka satu kampus.

Di sini gaya para pemainnya mulai berubah. Jiang Chen jadi polem, Xiao Xi dah nggak ponian, dan Jingjing rambutnya digerai. Kalo Lu Yang sama Bo Song masih sama aja.

Pas kuliah ini akhirnya Jiang Chen dan Xiao Xi pacaran. Pokoknya nggak ada omongan mau-jadi-pacar-aku-nggak, langsung tahu-tahu pacaran aja.

Masa-masa indah dilewati sampe akhirnya konflik datang. Intinya salah paham aja gitu, cuma si Xiao Xi nggak mau denger alasannya Jiang Chen. Akhirnya dia minta putus dan Jiang Chen mengiyakan. Lalu cabut lanjut sekolah ke Beijing selama 3 tahun.

Nah selama 3 tahun itu, Bo Song akhirnya ndeketin Xiao Xi lagi. Tapi Xiao Xi masih biasa aja gitu, nggak yang akhirnya malah pacaran sama Bo Song.

Sedangkan Lu Yang dan Jingjing masih awet aja pacarannya dari akhir masa SMA. Bahkan mereka akhirnya yang nikah duluan dibanding main role-nya wkwk.

Suatu kejadian akhirnya mempertemukan kembali Xiao Xi dengan Jiang Chen. Xiao Xi masih keras hati, merasa dia dilewatkan begitu saja waktu itu. Untungnya Jiang Chen terus usaha, karena dia tahu Bo Song bisa kapan aja ngerebut.

Nah karena rentang waktu cerita ini panjang banget dari SMA kelas 1 sampai dah pada kerja, jadi perubahan itu kelihatan banget. Yang dulunya imut-imut gemes, kalo berantem rebutin cewek ya ala anak SMA, sekarang dah lebih dewasa secara penampilan dan pikiran.

Jiang Chen mulai kuliah sampe jadi pak dokter, itu ganteng banget, beda sama dia waktu SMA. Sekarang lebih banyak senyum (walaupun senyum simpul aja), lebih ekspresif-lah. Mau romantis tapi jadi aneh haha!

Xiao Xi gaya rambutnya jadi dewasa banget, terus dia mulai pake aksesoris dan heels.

Bo Song entah kenapa tiba-tiba jadi artis iklan sunblock wkwk.

Jingjing lanjut S2 astronomi.

Lu Yang jadi pro gamer.

Lu Yang dan Jingjing jadi pasangan second lead favoritku setelah yang di My Poseidon. Gemesh! Apalagi pas mereka nikah. Ya ampun, Lu Yang ganteng banget. Lu Yang ngomong 'aku mencintaimu' dengan serius itu bikin meleleh.

Menjelang akhir cerita, Bo Song ngelamar Xiao Xi. Tapi tahu lah ya, ujungnya gimana. Ending-nya udah pasti Xiao Xi sama Jiang Chen. Mereka balikan.

Tapi sebelum balikan itu, sempet ada obrolan antara dua pria dewasa sambil minum minuman memabukkan. Ada Jiang Chen dan Bo Song. Ada Lu Yang juga sih, cuma dia dah terlalu mabuk jadinya tidur. Di situ Jiang Chen ngomongin semua yang dia pendam, yang dia rasakan.

Setelah Jiang Chen dan Xiao Xi balikan, jadi unyu gitu deh. Si Jiang Chen jadi manja banget! Peluk-peluk mulu.

Drama ini total 23 episode plus 1 episode khusus. Di episode 23 itu, di menit-menit akhir, Jiang Chen monolog tentang setiap adegan yang terjadi di antara dia dan Xiao Xi. Lagi-lagi mengungkapkan cerita kalo dari sisi yang dia rasakan itu gimana.

Emang drama-drama keluaran Huace Global itu bagus, ngegemesin, dan pasti bikin senyum-senyum.

Oh ya, semalem aku dah nemu drama baru untuk ditonton, sampai jumpa di review berikutnya!

Cheers!







Sumber foto: https://mydramalist.com/24644-a-love-so-beautiful/photos

Sabtu, 26 September 2020

Review Limitless Presence

Buku ini dah aku selesaikan beberapa hari yang lalu cuma baru bikin review-nya sekarang.

Kover bukunya gambar Seojin dengan seorang anak kecil bernama Kookie. Ilustrasinya kelihatan ganteng banget, ilustratornya namanya nekomanchu. Mereka berdua pakai baju biru dan latarnya warna oranye-coklat gitu, warna senja. Tebal bukunya 315 halaman dengan harga Rp79.000. Aku belinya online di Tokotmindo, jadi ada diskonnya 20%. Yaa, dengan adanya pandemi ini semua jadi serba online, termasuk beli buku.

Tokoh utamanya adalah Seojin dan Jira. Seojin ini duda dengan 1 orang anak dan Jira mahasiswa tingkat akhir. Mereka tetanggaan dan terjadi kisah-kisah di buku ini.

Pada awalnya ya biasa aja, cerita standar antara dua orang. Tapi sewaktu masuk bagian tengah cerita, nah mulai plot twist. Cuma 'hah-hah' doang. Apalagi ending-nya, waduh tragis banget, kayak ... why?!

Secara gaya bahasa, penyampaiannya menurutku ringan.

Dari segi ceritanya, ini termasuk baru sih yang aku baca. Cerita tentang seorang duda beranak 1. Karena biasanya kisahnya sama-sama jomblo gitu kan, tapi ini beda.

Kalo mau baca, silakan beli, ya!

Cheers!


Jumat, 04 September 2020

Review The Big Boss 2 (2017)

 [SPOILER ALERT]

Aku dah nggak sabar dari semalem untuk nulis ini. Senyum-senyum mulu deh. Oke, aku akan nge-review season 2 nya dulu, baru setelah itu akan ada simpulan atau perbandingan antara 2 season ini.

Menurutku, di season 2 lebih deep, lebih bermakna. Konflik-konfliknya tuh muncul di sini. Bukan yang berat juga sih.

Ohya untuk tokoh-tokohnya pun masih sama, nggak ada penambahan. Jadi walaupun terbagi menjadi 2 season, kayaknya produksi dramanya itu di waktu yang sama. Tapi aku nggak tahu sih pada waktu tayang apakah ada jeda yang cukup panjang atau langsungan, tapi sama-sama di tahun 2017.

Seperti season 1, setiap episode itu bikin ketawa-ketiwi. Sampai akhirnya memasuki 3 episode terakhir, yang tidak kusangka akan membuatku nangis bombay. Biasanya, setiap ada adegan flashback itu aku pasti skip soalnya dah pernah lihat kan. Nah ini berlaku juga sama adegan flashback semalem yang aku tonton. Tapi, waktu skip 20 detik, kok perasaanku mengatakan 'ayo tonton dulu'. Ya udah aku akhirnya balik lagi dan nonton. Itu 3 menit yang mewek banget, sedih aku lihatnya. Sebenernya masalahnya cuma gara-gara Liao Dan Yi pindah kelas dan Ye Muxi jadi berubah. Udah, gitu aja. Tapi aku bisa ngerasain gimana perasaan Ye Muxi, meskipun mulutnya bilang biasa aja, tapi dalem hatinya dia patah hati banget sih.

Xiadong ini dari awal menurutku ada rasa sama Ye Muxi, tapi enggak yang menuntut atau menunjukkan gitu. Istilahnya kayak dia pengin Ye Muxi tahu, dibales atau enggak perasaannya itu bukan masalah. Di saat-saat Ye Muxi murung gini, Xiadong pengin ngungkapin gitu. Si Ye Muxi kayaknya menangkap sinyal-sinyal itu akhirnya dia mengalihkan ke hal lain. Xiadong cuma senyum, terus udah dia nggak gimana-gimana. 

Nah Xiadong pula yang menginisiasi pertemuan Ye Muxi dan Dan Yi. Dia ngajak temen-temennya untuk melakukan misi ini di taman bermain. Rencananya adalah masukin mereka berdua ke bianglala biar ngobrol berdua, tapi gagal gara-gara Huang Nan dan Huang Yi malah ketahuan satpam. Which is setelah aku perhatikan, aku baru sadar 2 orang itu adalah yang berperan jadi 2 binatang imajinasinya Ye Muxi wkwk.

Temen-temennya berhasil kabur, tapi Ye Muxi dan Dan Yi tetep ketangkep satpam. Akhirnya mereka dibawa ke pos satpam, si satpamnya malah berantem sendiri. Awalnya aku nggak ngeh, tapi ternyata 2 orang ini kayak menggambarkan diri Ye Muxi dan Dan Yi. Yang satunya meledak-ledak, yang satunya penuh pemikiran. Jadi waktu 2 satpam itu marah-marah, mereka kayak ngelihat diri mereka ada di satpam itu.

Dan Yi tuh udah senyum-senyum. Ye Muxi masih polos aja gitu. Nah fakta baru, di season ini meskipun masih nggak akur, Dan Yi ini mulai menatap Ye Muxi secara berbeda. Kayak dalem banget gitu. Cuma ya itu, Ye Muxi tuh kayak 'what's going on?', hadehhhh.

Akhirnya setelah keluar dari pos satpam, Dan Yi ngeluarin semua yang dia pendam, begitu pula si Ye Muxi. Bukan menyatakan perasaan lho ya. Dia mengatakan alasan-alasan kenapa dia begini dan begitu.

Di sini tatapannya Dan Yi ya ampun, tulus, dalem, hangat, penuh rasa kasih sayang. Si Dan Yi dah mau nyosor tuh, tapi seperti yang sudah dapat diduga pada adegan krusial, temen-temennya mereka muncul. Nggak jadi deh romantis-romantis deh wkwk. Itu aku ngelihat berulang-ulang adegan itu masih aja deg-degan dan senyum-senyum, padahal Ye Muxi yang digituin woy.

Di ending-nya, Dan Yi memilih untuk kembali ke kelas sepuluh <3

Oke masuk ke bagian simpulan dan perbandingan yaa!

Aku bisa memahami sih gimana perasaan Dan Yi dan Ye Muxi ketika harus beda kelas. Gimana nggak sedih, orang dari kecil banget selalu bareng, tetanggaan, 1 sekolah, bahkan 1 kelas dari TK sampai SMA. Sayang sebagai temen itu udah pasti, meskipun mereka gengsi ya kan, tapi melihat gimana mereka ke satu sama lain secara implisit, aku merasa ada sedikit rasa cinta untuk masing-masing. Nggak bisa dipungkirin sih.

Aduh, wes senyum-senyum nggak karuan.

Season 1 dan 2 ini saling melengkapi, jadi wajib banget nonton dari awal. Oh iya, season 2 juga ada 18 episode. Bedanya di season 1 itu bener-bener perkenalan semua tokoh, sedangkan season 2 baru mulai deh cerita dan konfliknya.

Drama ini pure cerita persahabatan, meskipun di akhir-akhir ada sedikit bumbu romansa, tapi itu minor banget, nggak mengganggu sama sekali cerita keseluruhan. Kalo mau inget-inget lagi zaman SMA, udah nonton ini aja. Rasanya tiap orang yang ada di kelas sepuluh, itu pernah kita jumpai ketika sekolah dulu.

Eleanor Lee bisa aku katakan aktris yang bagus banget. Aduh, pinter banget gitu lho. Di tiap dramanya dia bisa jadi orang yang berbeda. Pas aku nonton drama ini, aku coba lihat sekilas-sekilas lagi kan My Love, Englighten Me. Itu wow perbedaannya kerasa banget.

Oh ya, Dan Yi ganteng maksimal!!! Style rambutnya itu tipikal cowok favoritku, haha!

Duh, seneng banget deh nonton drama ini. Kalian semua harus banget nonton, plis!

Oke, aku akan lanjut ke drama berikutnya ya, guys!

Cheers!

Sumber foto: https://oh-my-asian-boy.tumblr.com/post/167883055293/%E7%8F%AD%E9%95%BF%E5%A4%A7%E4%BA%BA-the-big-boss-huang-ji-juan-eleanor

Jumat, 28 Agustus 2020

Review The Big Boss (2017)


Drama ini bercerita tentang dua orang yang berteman dari kecil sampai besar, bahkan sekolahnya sama mulu. Nonton drama ini bikin aku throwback masa SMA yang seru. Di sini fokusnya nggak cuma ke pemeran utama, tapi juga ke temen-temen sekelasnya. Ini kayak yang pernah aku bilang di review drama sebelumnya, pemain pendukungnya itu diceritain dikit-dikit, tapi ketika mereka semua bersatu, peran kecil itu justru memperkuat satu sama lain. Buat yang kangen zaman SMA, nonton ini deh pasti seneng. Bener-bener berbagai tipe teman itu ada, jadinya sangat relate.


Pemain utama perempuannya adalah Eleanor Lee, aktris drama china favoritku banget. Aku bisa bilang dari 3 dramanya dia yang aku tonton, dia beneran aktris yang keren dan berkualitas. Dia bisa total dan seru banget gitu lho nontonnya. Di sini dia jadi Ye Mu Xi, ceria banget. Dia punya berbagai ide untuk mengatasi masalah yang muncul di kelasnya. Meskipun kadang aneh tapi ya it works. Oh iya, waktu main drama ini Eleanor emang di umur-umur anak SMA, jadi pas banget.


Lawan mainnya adalah Liao Dan Yi. Seorang siswa pintar yang selalu jadi ketua kelas, tapi kali ini tidak. Ganteng banget! Menurutku kalau sekilas lihat itu kayak Ari Irham waktu main di Terlalu Tampan. Dia seumuran aku, kalau misal dia temen sekelasku waktu SMA kayaknya aku nggak fokus dengerin guru deh wkwk.

Dari 18 episode ini, nggak ada unsur percintaan. Yaa, ada sih, tapi bukan yang pacaran gitu lho, nggak yang unyu-unyu. Cuma cinta bertepuk sebelah tangan, jadi ya gitu aja. Pure persahabatan, nggak ngebosenin, seru, ada aja yang diketawain. Terus ada juga diselipin cerita khayalan gitu yang nggak annoying, jadi tahu ada ya khayalan kayak gini.

Nah si Ye Mu Xi ini punya kakak laki-laki Ye Yihan, which is 2 tahun kemudian dia main di My Poseidon jadi kakaknya Yi Han. Aku surprised banget soalnya penampilannya super beda. Mungkin karena aku nonton My Poseidon dulu kali ya, yang perannya dia orang kantoran keren, rapi, cool. Terus pas di The Big Boss kayak njomplang banget, kocak, sama anehnya kayak adeknya, wkwk. Itu yang bikin geli sih dengan perbandingan peran yang berubah drastis.


Terus ada dua pemeran pendukung yang porsi mainnya lebih banyak dari pemeran pendukung lainnya. Mereka adalah Zhu Shan Qi dan Xue Xiao Dong. Kalau Zhun Shan Qi sebelumnya aku dah pernah lihat di drama Please Love Me. Nah si Xue Xiao Dong yang pada awalnya aku rasa mirip Ari Irham dari giginya. Kalau si Dan Yi itu lebih ke wajahnya. Xiao Dong ini adalah artis gitu yang punya banyak fans, salah satunya adalah Shan Qi, makanya dia semangat sekolah begitu tahu sekelas sama idolanya. Untungnya Shan Qi di sini nggak terus jadi lebay pengin deket-deket mulu, dia biasa aja gitu, tapi ya dikit-dikit memandang dengan wajah kagum wajar lah yaa. Xiao Dong pun meskipun dia artis, nggak jadi sok cakep atau keren, istilahnya gaulnya sih humble.

Guan Xin Yi. Dia anak dari kelas paling pinter. Dia naksir sama Dan Yi tapi nggak ditanggepin. Cuma dia terus usaha dan berakhir biasa aja, tapi indah di khayalannya dia.

Nah karena beneran mereka detail juga nyeritain tentang temen-temen yang lain, jadi cast-nya banyak banget. Kebetulan aku nggak hafal nama-namanya dan yang ada di dramalist itu hanya beberapa aja yang dicantumin. Jadi secara umum aja ya aku ngejelasinnya.

Tingkat 1 kelas 10 ini beragam banget. Ada yang khayalannya tingkat tinggi, si pinter, artis, fangirl, tukang gambar, tukang ngeramal, si duo segala hal bisa dilakuin, dikira pacaran, sastrawan, militer, dan pelari. Ini adalah ciri khas dari anak-anak yang diceritain sepanjang 18 episode ini, semoga nggak ada yang terlewat yaa. Kalau mau tahu siapa yang ini siapa yang itu cek aja di Youtube.

Di sini semua tokohnya cantik dan ganteng. Literally semua.

Drama ini punya season 2 nya, sekarang aku lagi nonton. Jadi saranku kalau ada yang mau lihat The Big Boss, dari season 1 nya ya, biar paham awal ceritanya gimana. Takutnya bingung ini siapa itu siapa. Jadi bukan drama yang bisa ditonton secara terpisah karena ceritanya masih nyambung. Plus juga, biasanya kalau aku nonton drama China yang latar ceritanya anak SMA, itu kayak udah pasti banget seragam sekolahnya itu semacam jaket olahraga yang warnanya biasanya kombinasi merah-putih atau biru-putih. Ya nggak siiiih? Nah, tapi di sini seragam sekolahnya modelan kayak anak SMA di Korea.

Satu lagi, dari menit awal episode 1 aku dah melihat ketidaksinambungan. Hal ini aku ketahui namanya kontinuitas atau continuity, thanks to Bang Raditya Dika yang dulu zamannya buat film terus dibikin vlog dan ngejelasin peran-peran orang dibalik layar, jadi ngerti dikit-dikit. Setangkepku, ada 2 bagian yang nggak sinkron. Yang pertama belah rambut Ye Mu Xi di hari pertama sekolah. Awalnya zig zag tuh, tiba-tiba ganti jadi belah tengah yang lurus aja, padahal itu di pagi yang sama. Kemudian di bagian pertengahan menjelang akhir saat Ye Mu Xi ngobrol sama kakaknya. Ketika disorot dari atas kakaknya nggak pake kacamata, tapi waktu dari samping pake kacamata. Itu sih yang aku perhatiin betul tentang kontinuitasnya.

Kira-kira itu aja, tunggu review The Big Boss II ya!

Cheers!

Minggu, 16 Agustus 2020

Review My Dear Lady (2020)

Drama ini intinya bercerita tentang seorang wanita yang baru saja cerai lalu cari pekerjaan dan pengalaman traumatis si tokoh pria. Tapi yang lebih menonjol di sini kisahnya si yang perempuan menurutku.

Drama ini cuma 16 episode, termasuk pendek dari yang pernah aku tonton. Jadi di episode 4 aku dah merasa bagian-bagian yang bikin senyum dimulai. Mulai dari episode 4 sampai selesai, pokoknya setiap bagian dua tokoh utama pastiii ada aja yang bikin aku ngikik gara-gara gak kuat terlalu gemesh.

Ada Ling Xun Xun dan Cheng Li pemain utamanya. Mereka ini punya perbedaan usia 6 tahun, lebih tua Xun Xun. Aku pas lihat drama ini jadi teringat fanfic yang pernah aku baca. Biasanya perannya yang perempuan lebih tua dengan laki-laki yang muda (keingetnya Jungkook mulu). Nah, jadi aku senyum-senyum pas lihat, jadi ngerasa ini bentuk nyata visual dari fanfic itu.

Aku menghayati ceritanya sampe ngerasa aku jadi Xun Xun. Karena tiap Cheng Li jadi menggemaskan, aku ikutan gemez. Xun Xun kelihatan keibuan banget, lemah lembut, dan wanita dewasa yang udah nggak mau neko-neko dalam percintaan. Sedangkan Cheng Li ini pria dewasa awal yang masih unyu-unyu, pengalaman cintanya masih nol tapi dia bisa kyut juga. Dia cool banget kalo lagi kerja, serius. Tapi ya itu kalau lagi jadi anak kecil tuh gemes banget. Yang paling bikin Cheng Li beda itu gaya rambutnya. Kalo lagi kerja keren pake pomade gitu, sedangkan waktu di rumah dibikin acak aja kayak anak SMA, gemuy!

Xun Xun dan Cheng Li

Di hubungan percintaan mereka ini aku merasa seimbang. Xun Xun ibaratnya udah melewati masa-masa unyu dalam dunia asmara, tetapi si Cheng Li membawakannya lagi untuk Xun Xun. Jadi rasanya si Xun Xun kembali ke masa mudanya. Kadang aku ngerasa mereka jadi kayak ibu dan anak daripada kakak-adik atau sepasang kekasih wkwk.

Yang aku seneng dari drama ini, mereka beneran sesuai gitu lho sama umur. Di dunia nyata, umur Xun Xun dan Cheng Li emang selisihnya 6 tahun lebih. Begitu juga sama pemain yang lain, temennya Xun Xun di dunia nyata emang pada sepantaran usianya. Menurutku, usia nggak membohongi karena yang emang lebih dewasa, gurat-gurat di wajahnya juga kelihatan. Jadi nggak terkesan di tua atau muda-in.

Yi Wang dan Zhou Quan

Zhou Quan dan Hui Yi Wang. Mereka ini adalah sahabatnya Xun Xun. Mereka cantik dan ganteng, cocok. Mereka tuh udah love-hate relationship 10 tahun, sama-sama gengsi padahal sayang. Jangan gitu ya guys, keburu diembat orang lain :p Btw, aku kayak familiar sama si Yi Wang, kayak pernah lihat dramanya. Tapi waktu aku lihat list drama yang pernah dia perankan, baru ini sih dramanya dia yang aku tonton. Dia tuh mirip sama pemainnya di All I Want For Love is You yang baru muncul pas di perkuliahan.

 
Mike dan Xiao Jing

Mike dan Xiao Jing. Mereka berdua rekan kerjanya Cheng Li. Mike di bagian fashion gitu dan Xiao Jing di resepsionis. Di sini Mike mengalami perubahan dari A ke B karena suatu hal. Tapi Xiao Jing dari sebelum maupun sesudah berubah, dia tetep cintrong sama Mike. Pokoknya ada sesuatu dibalik hubungan mereka. Aku kagum sih sama Mike, dia berani melakukan perubahan dan jujur tentang apa yang dia rasakan.

Jin Hui, gak ada fotonya Wang Dong :(

Jin Hui dan Wang Dong. Jin Hui adalah teman sedangkan Wang Dong asistennya Cheng Li. Jin Hui ini artis dan kayak dipasang-pasangin sama Cheng Li. Padahal mereka mah biasa-biasa aja. Aku nggak nyangka sih ternyata malah Jin Hui dan Wang Dong sama-sama ada perasaan. Dibanding couple yang lain, porsi cerita di sini dikit banget dan cenderung ngawang aja gitu, nggak ada kejelasan.

Daaan, masih ada tokoh yang lain lagi, tapi yang sering muncul ya itu. Ada lagi sih, ibunya Cheng Li, tapi kalian lihat sendiri aja deh dramanya biar penasaran.

Di drama ini yang ditonjolkan kisahnya ya si Xun Xun dan Cheng Li. Jadi bener-bener panggungnya cerita ada di main role-nya. Walaupun sebenernya kisah cintanya Yi Wang dan Zhou Quan juga diceritain lumayan banyak, tapi di aku kurang ngena aja.

Oh ya, ending-nya nggantung bangettt. Kayak iya-enggaknya kabur. Persis banget menggambarkan gimana perasaan Xun Xun.

Sekian review-nya, aku mau lihat drama berikutnya, udah nemu nih :D

Cheers!

Kamis, 13 Agustus 2020

Review Come to You

Yuhuu, kembali me-review. Alhamdulillah bisa baca cepet kali ini.

Buku yang aku baca judulnya Come to You karyanya Suyominie. Diterbitkan oleh Aria Media Mandiri (Shira Media Group). Tebalnya 234 halaman dengan harga 69.000. Kovernya cantik banget. Ilustrasinya cakep karyanya @nekomanchu. Bener-bener cerah kayak personanya Hoseok.

Dulu awal lihat buku ini di rak toko buku, aku syok banget. Soalnya memang mungkin aku ketinggalan berita tentang buku ini terbit, jadinya pas gak sengaja lihat langsung 'okay, i'll buy it'. Sejauh ini cerita fanfic yang diterbitkan dan bercerita tentang Hoseok, yang aku tahu, ya baru ini. Makanya cukup excited. Btw, pas waktu nulis ini lagi hype orang-orang pada oleng ke Hoseok gara-gara foto teaser gitu untuk lagu barunya BTS. Jujur, ganteng banget sih.

Cerita ini tokoh utamanya cewek bernama Jeon Yumi dan Jung Hoseok. Yumi punya adik namanya Jeon Jungkook. Ini pertama kali banget aku baca Jungkook divisualisasikan sebagai anak kecil, beneran anak kecil usia 7 tahun. Karena biasanya di fanfic yang aku baca, Jungkook itu sudah besar, sudah dewasa, tapi tetep selalu jadi kesayangannya para noona.

Dengan segala hal yang menimpa hidup si Yumi, akhirnya dia menikah dengan Hoseok. Berbagai lika-liku hidup dilalui. Ide ceritanya unik, di sini Hoseok jadi sosok yang berbeda. Itu yang bikin gemes. Gimana cara Yumi menuntun Hoseok itu bener-bener soft banget tapi di sisi lain juga hmmm boleh juga. Oh ya, di buku ini rate usianya di atas 15 tahun. Adegan intimnya disampaikan dengan sederhana dan enggak jedar-jeder, jadi amanlah. Kalo mau tahu lengkapnya, plis beli aja, aku merekomendasikan buku ini.

Relasi antara Yumi dan Hoseok di sini nggak lebay. Bener-bener suatu hubungan yang udah sama-sama dewasa, kalau ada pertengkaran juga nggak berlebihan. Jadi enak bacanya.

Hal yang paling aku soroti dari buku ini adalah gaya menulisnya. Suyominie punya gaya menulis yang unik. Dia memilih diksi yang nggak biasa. Contohnya rumah jadi griya, bibir jadi labium, dan lain-lain. Jadi sastra banget menurutku, tapi nggak ngebosenin. Justru nambah pengetahuanku tentang perbendaharaan kata, yang sebelumnya aku nggak tahu jadi tahu, yang sebelumnya kurang paham akhirnya mau nggak mau cari tahu biar ngerti jalan ceritanya. Keren banget sih jujurrr.

Suyominie, kalau kamu iseng-iseng cari tahu novel atau namamu di Google dan nemu review ini, aku mau bilang: Kamu keren banget!

Aku akan beli sih kalau dia nerbitin buku yang kedua.

Cheers!

Minggu, 09 Agustus 2020

Review My Poseidon (2019)

Sebelum nge-review, mari cerita dulu awalnya gimana aku lihat drama China.

Selama kuliah kalo pas UTS atau UAS, itu pasti ada jenuhnya. Nah, dari kejenuhan ini muncul kegiatan-kegiatan baru. Juni 2018, aku download Duolingo, belajar Bahasa Jerman. Oktober 2018, nonton Meteor Garden yang versi baru. Maret 2020, lanjut nonton drama sampai sekarang. Juni 2020, aku pelihara ikan cupang. Random banget, kan? Tapi aku menikmati.

Kalo nonton drama mah udah dari dulu zaman drakor ada di tv, tiap pulang sekolah nongkrong depan tv sama ibu nonton Boys Before Flowers, Cruel Temptation, You Are My Destinty, The Heirs, dan lain-lain. Cuma memang bukan yang harus banget nonton. Terakhir nonton drama-drama itu ya pas SD, baru mulai lagi 2018 tapi drama China. Di saat yang lain nontonnya drakor, gak tahu kenapa aku lebih seneng drama China wkwk.

Cerita drama China yang aku suka itu seputar kehidupan anak sekolahan SMA, kuliah, kerja, atau perbisnisan. Nggak terlalu seneng sama cerita kerajaan, fantasi, dan horor (yang ini jelas karena takut). Setiap aku mau nonton drama itu aku selalu pilih drama random, nggak cari yang lagi hits atau yang gimana. Cuma cari yang full subtitle, kan kalo nggak ada mohon maap nih saya nggak ngerti. Biasanya aku cari dengan keyword 'drama china full eng sub' dan bermunculan berbagai jenis drama. Tinggal cari yang sesuai kriteriaku, kalo cocok ya ditonton.

Siklus kalo ngelihat drama tuh awalnya aku males-malesan. Masih perkenalan tokohnya siapa, alur ceritanya gimana, jadi belum ada ketertarikan. Nanti kalo dah menjelang tengah, baru tuh rasanya nggak bisa berhenti, apalagi kalo ceritanya seru dan mendebarkan. Sama kayak baca buku, kalo ceritanya bagus, aku sedih kalo ceritanya kelar.

By the way, biasanya aku nulis review super singkat di Twitter. Tapi kali ini aku mau nulis di blog, jadi harus lebih niat daripada yang di Twitter. Perlu diketahui aku nulis review-nya sesuai yang aku rasakan ya guys, jadi nggak yang pro gitu. Plus beberapa info aku dapatkan dari Google.

Oke mulai aja. Jadi semalem aku udah menyelesaikan drama China yang berjudul My Poseidon (2019). Ini drama pertama yang aku pilih karena pengin lihat lagi aktingnya Eleanor Lee. Di drama sebelumnya My Love, Enlighten Me (2020) yang aku tonton lebih dulu, dia dipuji banget sama netizen di kolom komentar. Aku jadi penasaran kan, emang sebagus itu ya? Kalo di MLEM itu emang keren banget sih, aku suka. Karena aku masih nggak percaya, akhirnya aku cari di list drama yang pernah Lee mainin, salah satunya My Poseidon. Ya udah, nonton deh.

Awalnya aku agak males karena ada fantasinya gitu. Tapi untungnya nggak mendominasi, jadi masih oke menurutku. Aku nggak akan kasih tahu ceritanya gimana, tapi intinya adalah tentang cerita legenda dari Yunani yaitu Poseidon dan eksperimen di laut. Dah itu aja, kalo mau tahu lengkapnya lihat aja deh di Youtube.

Ye Hai dan An Fei


Di episode pertama masih mencerna. Si Lee di sini lebih kalem daripada di MLEM, jadi aku agak kaget lihatnya wkwk. Lawan mainnya adalah Leon Zhang. Pertama lihat, impresiku ni orang eksentrik banget. Penampakan awalnya dia tuh fakboi gitu, tapi sebenarnya enggak kok, mungkin karena akhirnya ketemu sama Lee. Lee di sini berperan jadi An Fei dan Leon jadi Ye Hai.

Ye Hai itu manis banget senyumnya, aku suka geregetan lihatnya. Terus cara pacarannya sama An Fei itu biasa banget. Bukan yang gemes lucu menye-menye, tapi ya udah kayak temenan. Tetep ada sisi romantisnya, tapi nggak terlalu sering ditunjukkan, itu jadi momen yang ditunggu-tunggu. Mereka suka dorong-dorongan tapi itu yang bikin gemey.

Mo Liang dan Liu Lan


Jauh sebelum ketemu Ye Hai, An Fei punya crush sama Mo Liang dari muda banget. Intinya bertepuk sebelah tangan gara-gara Mo Liang udah seneng orang lain yaitu Liu Lan. Tapi karena si Liu Lan di awal licik dan dan Mo Liang akhirnya ngerti, dia jadi nggak ada rasa lagi. Terus dia merasa cinta datang terlambat sama si An Fei wkwk. Tapi telat gara-gara An Fei dah sama Ye Hai.

Konflik ceritanya menurutku nggak rumit, puzzle-nya gampang untuk dirakit. Terus bagus juga sih, drama ini punya pesan untuk menjaga lautan. Mau eksperimen gimana pun, tetep harus memperhatikan keberlangsungan makhluk hidup yang lain. Oh ya, latar cerita drama ini tahun 2025, jadi semua udah serba canggih. Laptop dan komputernya lucu banget, aku cukup amazed dengan hal itu.

Terus ada Ye Tian (kakaknya Ye Hai), Lin Hua Yin, A Ming, Xi Che, dan lain-lain.

Ye Tian dan Hua Yin


Ye Tian ini kayaknya naksir sama Hua Yin, tapi emang nggak pernah take action gara-gara Hua Yin-nya naksir Ye Hai. Tapi Ye Hai cuma nganggep Hua Yin adeknya, kakak-adek zone. In the end, kayaknya Ye Tian-Hua Yin bareng tapi nggak diceritain dengan jelas.

Xi Che dan A Ming (couple terluv)


A Ming dan Xi Che. Mereka ini support role tapi kontribusi mereka ada banget. A Ming ini tipikal cewek yang suka baper, pengin diakuin, seneng yang uwu-uwu kalo bahasanya sekarang. Sedangkan Xi Che agak kagok kalo hal-hal gitu. Tapi itu yang jadi gemeshhh! Aku mesti senyum-senyum kalo pas scene-nya mereka. Apalagi pas menjelang episode akhir, hadeehhhh, gemesnya tuh lho! Secara visual mereka favoritku, wajahnya lokal banget, cantik dan ganteng.

Oh ya ending-nya sih yang paling sedih. Aku sampe nangis, karena tiba-tiba Ye Hai hilang. Beneran dah mikir bakal sad ending, tapi di menit-menit terakhir ... tonton aja deh :p

Akhirnyaaa, pikiran semaleman berhasil ditumpahkan. Sekarang aku belum ada tontonan lagi, masih proses cari-cari.

Sampai jumpa di review drama berikutnya!

Cheers!

*Semua sumber foto: https://mydramalist.com/27161-my-poseidon/photos

Rabu, 29 Juli 2020

Review Step Love

Akhirnya kembali dengan konten review fanfiction! Setelah sekian lama, akhirnya ada niat untuk me-review lagi.


Buku kali ini karya dari A-Noona judulnya Step Love. Kovernya nuansa hijau dengan visual Jungkook dan seorang wanita yang dalam cerita ini bernama Kim Taeri. Sampulnya buatan Sasha, favorit aku banget! Tebalnya 308 halaman dengan harga 96.000. Aku baca buku ini lumayan lama deh kayaknya soalnya ya UAS dan lain-lain.

A-Noona identik banget sama Kookri, dari buku yang sebelumnya The Bodyguard tokoh utamanya pasti namanya Jungkook dan Taeri. Di buku ini, tokoh pendukungnya ada Seokjin dan Seulbi.

Selain itu, menurutku ceritanya cukup vulgar. Benar-benar dewasa, makanya di bukunya ada warning 17+. Bagaimana dia menyampaikan ceritanya cukup wow. Cukup pelik hubungan Jungkook dan Taeri di awalnya. Aku lumayan bingung, tapi semakin ke belakang terus ditekankan hubungan mereka itu bagaimana, jadinya masuk akal deh.

Terus setiap Jungkook dan Taeri bersama, lagi mode unyu-unyu gitu, mereka membahasakan diri mereka dengan nama mereka gitu. Misalnya Jungkook bilang, "Kim Taeri milik Ryu Jungkook" atau "Cinta Noona, cinta sekali." Semacem itu lah.

Overall bagus. Nggak yang kompleks banget ceritanya, jadi bacanya nggak terlalu mikir. Terus saranku buat yang baru pertama kali baca karyanya A-Noona, jangan kaget yaa. Memang gaya ceritanya vulgar gitu, tapi itu yang menjadi ciri khasnya dia.

Oh ya, aku dah beli bukunya dia yang A Perfect Plan nih, tinggal nunggu dibaca. Tunggu review-nya ya!

Cheers!

Jumat, 17 Juli 2020

Semester 5

Ini telat banget nulisnya. Soalnya waktu libur semester yang lalu aku kan KKN, jadinya nggak bisa nulis tentang semester 5. Nah baru mau nulis sekarang nih. Tentunya gak inget secara detail yaa, karena udah setahun yang lalu. Jadi dibantu galeri foto di hape dan story instagram.

Agustus
Bulan ini bapak dan ibuku berangkat haji. Alhamdulillah dapat kesempatan tahun kemarin. Nah, ini jadi pertama kalinya aku ke stasiun kalo dari rumah, berangkat sendiri. Biasanya udah pasti dianterin. Sebelum balik untuk kuliah, aku sempet balik Surabaya lebih dulu untuk ngurus KRS.

Terus Dea ke rumah nonton videonya BTS bareng dan tempat makannya dia yang dibawa waktu itu sampai sekarang masih di rumah wkwk. Abisnya ketinggalan dan lupa mulu mau balikin.

Nah besoknya aku sama Bram dan Kurnia nonton film nya BTS wkwk. Seneng banget nontonnya berasa nonton konser (ya emang sih yang ditunjukin cuplikan konser).

Lanjut lagi main sama Kholis, Anin, dan Bram. Kita makan di KFC, main games, terus jalan-jalan naik sepeda lampu di Simpang Lima. Ini juga aku baru pertama kali, jadi seneng pol! Pas udah capek duduk-duduk di lapangannya.

Akhirnya mulai kuliah dan magang lagi deh. Kayaknya di sini aku mulai pusing sama kuanti deh.

Oh yaa, aku mulai nulis cerita lagi bulan ini! Pertama kali bikin fanfiction BTS dan alhamdulillah sekarang udah 3,8k reads. Aku berencana mau self publishing cerita ini di tahun 2020, tapi kayaknya belum tahu apakah akan terealisasi atau enggak.

September
Tekanan semakin kerasa, aku berada di titik pusing banget sama kuanti. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke rumah untuk meredakan 'stres' ini.

Aku nonton pensinya SMA 1 Surabaya sama Lili. Pertama kali aku nonton semua guest star-nya. Tapi seperti biasa, setelah The Overtunes tampil aku duduk di belakang. Kebetulan udah pernah nonton di sini sebelumnya, jadi udah hafal medannya.

Bener-bener ini di galeri fotoku isinya kegiatan magang semua wkwk. Waktu eval bulan dirayain kan ulang tahun. Kebetulan dari semua anak 25 yang ulang tahunnya jadi penutup itu aku. Seneng banget ultahnya di bulan yang sama kayak bu direktur dan abang. Makanya aku biar tambah ceria pake baju warna kuning. Selesai eval, aku, Lili, Mbak Pik, Mbak Fira, dan Bu Dea makan bareng di bakso Gubair 5.

Oh ya aku inget banget, ultahku hari Rabu dan harusnya ada kuliah kan. Nah ajaibnya tiba-tiba kelas kosong dan bener-bener sehari cuma di kos. Sempet tidur yang nyenyak banget, terus bangun ngurus informed consent kuali.

Oktober
Awal bulan aku pertama kali dapet tugas magang di luar kantor meskipun masih di Surabaya juga. Seneng banget, kayak 'akhirnyaaaaa'. Tes kali ini beda banget sih, biasanya mulai dari pagi, kalo ini baru mulai pukul 14.00 Otomatis selesainya malem. Wah aku jadi tester merasa tertantang banget, kebut-kebutan biar nggak molor. Soalnya besoknya peserta masih ada tes lisan. Pengalaman yang luar biasa buat aku.

Di bulan ini kita udah mulai persiapan seminar dan oprec. Waktu itu aku nggak ngerti apa yang dibahas wkwk Tapi setelah menyelami dunia PIO, jadi 'oh begini ...'. Aku beruntung banget udah dapet ini duluan di tempat magang, jadi waktu dapet matkulnya nggak bingung-bingung amat.

Bulan ini juga aku mulai nyiapin kado buat anak 25. Sekarang aku bingung ngasihnya gimana karena anak-anak udah pada balik ke rumah dan aku pun nggak tahu balik Surabaya kapan. Kemungkinan udah kecil banget tinggal di Surabaya lagi karena sekarang online semua. Huft, sedih :(

Akhir bulan ada pembubaran panitia SDPC 2018. Seneng banget bisa kumpul lagi dan dapet botol minum.

November
Kita semua riweuh nyiapin seminar, excited banget pokoknya. Bikin video perkenalan, nge-pack suvenir seminar. Tiga tahun berturut-turut ikut seminar magang, 2017 masih maba, 2018 peserta untuk kedua kali, 2019 alhamdulillah jadi panitia yang nyiapin acara! Duh, bangga pol aku.

Bulan November ini penuh banget kegiatanku. Setelah seminar magang, lanjut seminar hasil kuali (selesainya kejutan ada bapak di Surabaya), acara OPSY, dan eksperimen kuanti. Waktu itu aku ngerasa puyengnya luar biasa ngatur waktu. Tapi alhamdulillah ternyata aku bisa. Kadang suka bertanya-tanya 'kok bisa ya aku?'.

Akhir bulan ada makrab. Ini seru banget kita 25 rame-rame foto. Seneng banget akhirnya ada foto rame-rame setelah 2x makrab sebelumnya di kelompok kecil. Tapi makrab 2018 tetep nggak akan terlupakan wkwk.

Desember
Mulai tegang. Hampir semua UAS berupa tugas dan di waktu bersamaan aku pelatihan buat oprec. Yang paling deg-degan waktu sidang kuanti. Begitu kelar, wah lega luaaarrr biasa. Rasanya langsung bebas tanpa beban.

Di magang, tiap hari ketemu persiapan oprec sampe nginep. Bangga banget aku bisa jadi bagian dari tempat magangku ini. Soalnya kalo pas 2018 aku gagal, pasti 2019 ini aku jadi peserta lagi buat tes.

Aku pertama kali ke hotel untuk ketemu The Overtunes di lobi. Untung bareng sama Mbak Pita, soalnya mereka di hotel keren banget. Kalo aku sendirian agak malu ya wkwk.

Terus Mbak Devia dan Mbak Danis lulus sidang bulan ini. Ikut seneng lihat dua orang panutanku sukses.

Sehari sebelum berangkat KKN, ibu dateng buat bantu nyiapin. Nah aku ajak ke tempat magang. Finally bisa ngajak ibu ke kantorku.

Terus pertengahan bulan aku dah ketemu sama temen-temen 1 kelompok KKN. Aku sempet ke lokasi untuk pertama kali. Temenku ada yang sultan jadinya nggak ribet pas pergi ke sana. Lalu akhir bulan aku berangkat KKN deh dan ceritanya bisa kalian baca di sini

Itulah kilas balik semester 5 ku. Setelah dibaca ulang banyak kata 'seneng' yaa. Berarti aku bener-bener happy semester kemarin, tapi pusing juga sih sama kuanti-kuali. Jadi seimbang gitu lho, kuliahnya pusing dinetralin sama magang yang menghibur.

Sekian ya guys! Sampai jumpa di postingan semester 6!

Cheers! <3

Ka Ka eN

Agak basi ya baru dibahas 6 bulan kemudian. Tapi gapapa, aku pengin berbagi cerita. Udah lama banget nggak nulis bebas, biasanya nulis tugas kuliah ya kan.

Aku nulis tentang keseharianku waktu KKN di Wattpad. Kalau mau baca bisa klik di sini. Cerita per hari, lengkap deh.

Biar gak loncat, diceritain dulu kali ya dari awal.

Jadi, waktu aku KKN, anak-anak di sana tuh pada minta nomer WA. Ya udah aku kasih aja, buat hiburan juga. Mereka mulai intens nge-chat ketika kita udah selesai KKN, udah balik Surabaya. Mereka nge-chat hal simpel aja seperti "kapan ke sini lagi kak?", "apa kabar?", "lagi apa kak?", chat semacam itu. Chat-nya cuma beberapa bubble habis itu udah selesai, nggak yang panjang gitu. Menurutku mereka bukan anak-anak yang pegang hape terus gitu, jadi nge-chat emang di waktu tertentu kayak pas jam pulang sekolah atau weekend.

Selain chat, di awal mereka sering banget telepon atau video call. Tapi memang belum pernah aku jawab. Nah karena aku sibuk juga waktu itu sama tugas kuliah dan magang, chat mereka agak lama aku bales. Pokoknya lama-lama mereka jarang banget nge-chat. Hanya sesekali dan orangnya itu-itu aja.

Aku punya 1 anak kesayangan, dia masih kelas 1 SD. Aku seneng banget ngajarin dia, aku peluk-peluk kalo lagi les soalnya gemes. Dia satu-satunya anak yang aku kasih kenang-kenangan, yaitu buku bacaan bergambar. 

Juni kemarin, dia video call. Kebetulan aku dah kelar kuliahnya, santai, ya udah aku angkat. Dia tanya-tanya lagi kayak "kapan ke sini?", "lagi di mana kak?", muter aja itu pertanyaan. Aku juga sempet tanya "gimana sekolahnya?", cuma ya udah dia jawab ala kadarnya. Karena masih kecil ya, jadi mungkin belum paham sama keadaan sekarang.

Nggak lama setelah itu ada anak kelas 5 yang WA aku. Nah dia kan udah lebih gede, jadi ngerti kalo aku tanya-tanyain. Katanya "sekolahnya berhenti dulu kak". Aku dalem hati "waduh". Aku tanya lagi "ada belajar online nggak?" Kata dia enggak ada dan semester berikutnya belum tahu sekolahnya gimana.

Jujur aja hatiku mencelos banget baca chat-nya. Karena keinget gimana sekolahnya, gurunya, murid-muridnya, fasilitasnya ... Sedih banget mereka sampai berhenti sekolah dan nggak ada penggantinya dengan media lain.

Dulu sebelum KKN, aku nggak pernah kepikiran atau percaya nggak percaya ada ya sekolah yang masih jauh dari kemajuan teknologi karena aku nggak pernah lihat langsung. Tapi setelah aku lihat sendiri di lapangan waktu KKN, wah ... aku merasa "ini ada beneran ya". Bangunan sekolah yang sangat sederhana, penerangan di kelas yang menurutku sangat kurang, jumlah guru yang terbatas, fasilitas yang seadanya.

Waktu aku duduk di pinggiran, ngelihatin mereka main bola atau voli di jam istirahat, aku merasa lega sekaligus bersyukur. Anak-anak ini di tengah keadaan yang serba kekurangan, tapi tetep bahagia dengan cara mereka. Mereka ini punya semangat belajar yang tinggi banget, ditunjukkan dengan mereka rajin berangkat les dan serius ngerjain tugasnya. Pernah ada suatu masa kita ini capek banget untuk ngajarin les karena abis kegiatan yang lain, akhirnya rumah ditutup, pokoknya digelapin. Tapi anak-anak ini masiiih aja semangat gedor-gedorin pintu "KKN! KKN!", gitu deh mereka kalo manggilin kita. Terus pernah juga si anak kesayanganku ini sebelum ashar udah dateng, aku bilang nanti ya lesnya. Aduh lupa cerita detailnya, ada di Wattpad deh. Pokoknya dia kecewa banget nggak ada les (karena ini dah penghujung KKN, kita mau pamit ke perangkat desa), aku kan jadi sedih soalnya ekspresi wajahnya dia kelihatan banget kalo kecewa gitu lho.

Pernah juga pas ngisi di kelas 4 karena kelasnya kosong, kita nanya tentang cita-cita. Ada satu yang nyantol banget diingatanku. Anaknya manis, ganteng, pinter, kata temen-temennya dia yang peringkat 1 di kelas 4. Dia pengin jadi sopir di saat temen-temennya pengin jadi dokter, polisi, pramugari, dan lain-lain. Kita tanya dong, kenapa? Dia jawab "pengin kayak ayah, jadi sopir sayuran ke Jakarta, bisa jalan-jalan ke luar kota." Aduhhh, hatiku langsung nyesss. Sesederhana itu cita-cita anak ini. Apapun cita-cita mereka, aku berharap mereka semua kelak jadi orang yang sukses dan memajukan desa mereka.

Aku bersyukur udah ambil KKN semester lalu, karena kalo aku baru ambil sekarang. Wah, pasti aku nyesel banget sih. Alhamdulillah aku jadi punya pengalaman tinggal sebulan di kota lain di Jawa Timur, mengenal lingkungannya, bersantai dari penat semester 5. Aku inget banget tiap pusing sama kuanti-kuali yang aku ucapkan untuk diriku sendiri adalah "ayo semangat, bentar lagi liburan (alias KKN)." Makanya aku sangat seneng waktu KKN. Bisa dikatakan KKN itu mata kuliah yang paling aku nikmati dan merasa terhibur.

Wah, lega udah nulis ini. Karena ngumpulin niatnya itu lho yang lama banget. Setelah ini aku akan berusaha lebih rajin lagi nulis dan pengin update kehidupan di sini.

Sampai jumpa di tulisan berikutnya!

Cheers! <3

Sabtu, 22 Februari 2020

22/02/2020

Baik, cerita dimulai dari hari kemarin.

Jumat, 21 Februari 2020.
Kemarin pagi sampai dzuhur aku enggak ada kegiatan di kampus, jadi leyeh-leyeh aja di kost. Sampai akhirnya aku ngepost Instagram Story tentang nanya siapa influencer kesehatan mental yang oke untuk diundang di acara tugasku. Temanku SD, ada yang ngereply dan tanya: "besok dateng nggak?". Aku bingung dong ada apaan.
Ternyata sahabatku SD, Ocha, akan menikah! Aku langsung panik pengin pulang. Sayang banget soalnya kalau enggak dateng. Akhirnya bilang bapak-ibu minta cariin tiket pulang hari Jumat itu juga. Alhamdulillah dapet kereta yang malem.
Drama sore itu adalah hujan deras banget dan aku berangkat mepet. Karena hujan, mau nggak mau aku naik Grab Car. Sepanjang perjalanan udah pasrah banget kalau misalnya ketinggalan kereta. Menekankan ke bapak driver untuk nyetir yang cepet wkwk.
Alhamdulillah 10 menit sebelum keretanya cabut, udah sampai stasiun. Aku lega banget. Langsung cepet-cepet ke dalem stasiun karena hujannya masih jalan. Sepatuku yang baru kucuci semingguan yang lalu, basah semuanya. Nggak ada sisi kering yang tersisa.
Di kereta aku nggak bisa tidur karena lupa bawa Antimo. Biasanya aku kalo naik kereta selalu minum Antimo, biar tidur. Biar pas bangun, tahu-tahu udah sampai :D

Sabtu, 22 Februari 2020
Dari pagi aku rempong setrika, bungkus kado, cari make up. Semua peralatan make up ku lupa dibawa. Alhasil nyari semua lagi di sini. Untungnya make up nya mudah sekali dicari, jadi nggak khawatir. Soalnya aku takut nggak pede kalo nggak pakai make up ku yang biasanya. Thanks to Wardah!
Aku berangkat ke nikahannya Ocha sama Iim dan Affan. Awalnya minta nebeng aku pede banget, tapi pas tadi udah dijemput kok ya malu juga wkwk. Yang aku suka heran sama temen-temen SD ku adalah dulunya enggak yang temen deket banget gitu. Tapi pas udah pada besar gini, membaur aja gitu jadi pada deket semua. Seneng!
Akhirnya sampai di nikahannya Ocha. Ketemu temen-temen dan guru SD. Jadi reunian deh! Selalu seneng kalo ketemu temen-temen SD <3
Ocha, kamu kalau baca ini, aku mau bilang ... selamat menempuh hidup baru bersama suamimu! Segala doa terbaik untuk sahabatku sayang <3

Cheers!