Halo!
Aku nonton film ini kurang lebih 2 minggu setelah tayang. Aku nonton sama ibu di TP 3. Ini aku pertama kalinya nonton film di Surabaya setelah hampir setahun tinggal di sini.
Menurutku pribadi, filmnya biasa aja tapi ngegemesin. Yang bikin gemes adalah tingkahnya si Ditto yang kocak. Ya mungkin karena ini kisah nyata dan hubungan awal mereka adalah sepasang sahabat jadi ceritanya nggak seperti kisah cinta remaja SMA lainnya. Malah bagus sih menurutku, karena nggak semua kisah cinta itu yang melulu romantis gitu. Harus realistis guys, haha.
Yang memerankan Ditto adalah Adipati Dolken. Dia memerankan Ditto dari zaman SMP sampai udah dewasa. Enggak usah diragukan lagi sih kalo Adipati yang main, udah pasti kece. Udah terlihat dari berbagai film yang dia perankan.
Sedangkan Ayudia diperankan oleh Vanesha Prescilla. Yap, lagi-lagi Sasa dapet peran utama di filmnya yang kedua ini. Termasuk beruntung banget sih, sebagai pendatang baru di dua film pertamanya udah jadi tokoh utama. Menurutku di sini Sasa lebih luwes dibandingkan ketika jadi Milea. Mungkin karena peran yang dibawakan juga beda kali ya, kalo di TTM dia berperan sebagai cewek yang tomboy, sedangkan di Dilan 1990 dia jadi cewek yang anggun manis gitu.
Masih sama seperti film Dilan 1990, problem yang aku lihat di sini adalah plat kendaraan. Plat nya enggak relevan seperti pada zamannya. Lagi-lagi aku bilang, aku enggak tahu sih apakah memang enggak boleh memakai plat kendaraan lama untuk keperluan film yang berlatarkan waktu yang lalu.
Oh iya, ada special appearance dari Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan. Emang agak gimana gitu ya. Bahkan sampai ada guyonan "Milea jadinya nikah sama Kak Ditto deh" haha. Iqbaal juga mengisi soundtrack di film ini berjudul Hello You. Selain itu ada Teman Tapi Menikah dan Hey Ayudia dari Dengarkan Dia, dan beberapa lagu lagi dari musisi lain.
Ketika film TTM hendak tayang, ada beberapa pro dan kontra mengenai Sasa. Karena di film sebelumnya dia dekat dengan Iqbaal, dan di film ini dia dekat dengan Adipati. Menurutku wajar aja sih, untuk membangun cerita yang baik butuh chemistry dari pemainnya agar terlihat alami ketika nanti di kamera. Selain itu, risiko sebagai sebagai aktris maupun aktor ketika dipasangkan dengan siapa saja. Harus siap menerima apa kata netizen.
Kalau dibandingkan dengan novelnya, menurutku isinya kurang lebih sama. Jelas kalau yang di film diambil yang inti-intinya aja. Pengambilannya pas menurutku, mencakup sama apa yang ada di novel.
Nah, sekian review film dariku. Tunggu review-review film berikutnya!
Cheers!