Kamis, 26 Mei 2022

Lima Hari di Surabaya (2)

Hari Kedua

Bangun pagi dengan semangat. Menyusuri jalanan gang menuju Alfamidi, beli sebotol air mineral, lalu duduk di kursi yang tersedia di terasnya. Memandangi jalanan yang riuh ramai, seperti dahulu kala.

Setelah itu, lanjut jalan untuk beli sarapan. Langgananku sejak maba, lokasinya depan gang kos persis. Harga terjangkau dan enak. Saking nggak pernah ganti menu sejak 2017, ibunya yang jual udah hafal apa yang mau kubeli. Kadang kalau dari jauh lihat aku, dah senyum-senyum aja. Mungkin dipikirnya ini anak apa enggak bosen ya pesen menu yang sama terus wkwk.

Nggak lupa juga aku mampir warung deket kosku, juga langganan beli air mineral kalau galonku lagi habis. Di situ harganya superrr terjangkau. Apalagi pas zaman kuliah, wah bikin terheran-heran dan penyelamat ketika duit menipis.

Beres acara mampir-mampir, kembali lagi ke kos untuk makan. Ya ampun, kangen banget sama menu sarapan ini. Selalu enak, nggak pernah berubah.

Setelah sarapan, aku bersantai aja di kos karena acara selanjutnya masih sore.

Sore ini aku ketemu sama temen-temen magangku sewaktu kuliah. Akhirnya setelah 2 tahun, ketemu lagi! Walaupun nggak ketemu sama semuanya, tapi dah alhamdulillah banget.

Waktu lagi siap-siap aku deg-degan banget. Grogi, kangen, jadi satu.

Kami janjian di suatu kafe daerah Mojo. Agak konfyusing bagiku soalnya belum pernah dateng ke tempat kayak gini wkwk. Begitu sampai lokasi, sudah ada Lili yang duduk sembari membaca bukunya. Setelah itu disusul Mbak Sherli dan Mas Faridz datang.

Tiga wajah yang dulu literally tiap hari ketemu, terus 2 tahun skip, sekarang ketemu lagi. Rasanya luar biasa.

Kami ngobrol banyak hal. Utamanya sih tentang kerjaan ya. Life update juga sekarang lagi ngapain, dan lain-lain.

Tidak terasa maghrib tiba, kami pindah lokasi ke warung nasi goreng. Kali ini tambah personil yaitu Mbak Mega. Ohya, di sini warungnya rame banget dan nunggu makanannya lama, jadi sembari menunggu kami ngobrol-ngobrol.

Nggak lupa kami foto-foto, mengenang momen kali ini.

Semoga next bisa ketemuan lengkap ya sama 25, aamiin.


Cheers!

Kamis, 19 Mei 2022

Lima Hari di Surabaya (1)

Sekian lama nggak naik kereta karena terhalang pandemi, akhirnya 14 Mei 2022 naik kereta lagi.

***

Semua berawal ketika menjelang lebaran rekan-rekan kerjaku ngobrolin hari pengganti libur. Aku akhirnya jadi kepikiran juga. Cuma kalau di rumah aja kayaknya bakal tetep ke ganggu kerjaan. Jadinya kepikiran gimana kalau aku ke Surabaya ya? Terakhir ke sana November 2021 waktu ambil ijazah.

Minta izin ke orang tua dulu dan boleh, lanjut mengajukan ke atasan. Singkat cerita dapet approval, lalu malemnya langsung beli tiket PP Semarang-Surabaya dan tanya ke bapak kosku yang dulu masih ada kamar atau enggak untuk kos harian. Beruntungnya masih ada! Wah seneng banget deh.

Pada waktu sudah beli tiket kereta, aku baca ketentuannya bagi yang sudah vaksin booster tidak perlu swab. Nah sedangkan pada saat itu aku baru vaksin kedua aja. Langsung tuh minta buat vaksin booster. Untuk aturan ini bisa jadi terus berubah ya, jadi bisa terus di cek di sumber resminya.

Hari-hari kulalui dengan semangat kerja wkwk. Menjelang keberangkatan ke Surabaya, suka deg-degan nggak sabar tiap ngantor.

***

Untuk packing bawaan, baru disiapin malemnya. Aku puter otak gimana caranya bawaanku tetap ringkas tapi kebawa semua. Soalnya berdasarkan pengalaman sebelumnya, aku suka bawa barang berlebihan yang ujung-ujungnya nggak kepake wkwk. Aku pergi lima hari, jadi aku bawa 5 setel pakaian. Itu per setelan aku gulung-gulung dan dikasih karet biar nggak makan tempat. Untuk celana panjang bawa 3 aja cukup. Printilan sisanya diselip-selipin pokoknya dalam satu tas.

Jadi bawa 1 ransel, 1 tas jinjing, dan 1 koper kecil.

***

Sabtu, 14 Mei 2022

Hari ini jadi momen naik kereta lagi setelah 2 tahun pandemi 'hidup' bareng kita. Deg-degan.

Di gerbong keretaku hampir full kursinya. Jadinya begitu masuk agak berdesakan. Sambil menenteng koperku yang berat itu otomatis jadi paniq ya bund. Ditaruh di bawah nggak muat, mau ditaruh bagasi atas tenagaku kurang wkwk. Untungnya ada suaminya ibu-ibu yang duduk sampingku yang bantu angkatin dan bahkan setelah sampai Surabaya juga bantu nurunin lagi. Alhamdulillah.

Ya sudah selama perjalanan kunikmati sambil tidur, sesekali main hape dan ngobrol sama ibu yang duduk di sampingku.

Empat jam berlalu dan tibalah di Stasiun Surabaya Pasar Turi.

Jalan keluar stasiun sambil nyiapin aplikasi ojol. Di pojok dekat pintu masuk yang VIP, ada kayak station untuk ojol. Tapi waktu chat sama bapak ojolnya, katanya nggak bisa masuk stasiun. Jadi ya sama kayak zaman dulu kuliah, jalan dulu ke POM bensin baru naik ojol. Agak pegel seperti biasanya.

Selama perjalanan menuju kos, lihat pemandangan kanan-kiri sambil senyam-senyum. Nggak nyangka bisa balik lagi ke sini. Seneng banget.

Sampai di depan kos kaget kok ada bapak penjahit yang dulunya di samping kosku, sekarang ada di kosku.

'Pak, inget saya nggak?'

'Ya inget tho ...'

Beliau ngajak bersalaman, erat banget, sambil ngomongnya kayak mau terharu nangis gitu wkwk. Tatapannya kayak yang kangen, nggak nyangka, semacam itu, ngerti kan? Nah daripada ikut terbawa suasana, kualihkan pembicaraan dengan mencari bapak kos.

Setelah bertemu bapak kos, ditunjukin kamarnya, istirahat deh.

Sebelum tidur, janjian sama Linda untuk ketemu. Tadinya pengin ke alun-alun di Balai Pemuda, tapi setelah di cek google harus pesen tiket online dan tutupnya sore. Jadi ya sudah deh, jadinya makan aja.

***

Tepat 17.00 bapak kos ngetuk pintu kamar untuk kasih info gembok pintu kamar. Akhirnya ke bangun deh dan sekalian siap-siap.

Sekitar 19.00 Linda sampai kosku dan langsung cus ke Cangkir Coffee.

Sampai di sana tukeran cerita, life update 2 tahun ini gimana. Nggak lupa foto juga. Jadi sebelum ke Surabaya aku dah prepare isi instax buat foto sama orang-orang yang kutemui di sini.

Ohya di Cangkir Coffe ini harganya terjangkau. Ada menu nasi dori matah, itu enak dan nasinya banyak banget. Lokasi yang kudatengin ini dekat Pasar Pucang.

Setelah puas ngobrol, Linda nganterin balik ke kos, foto-foto bentar, dan pulang deh.

***

Lanjut nanti lagi ya, aku kerja dulu.


Cheers!

Sabtu, 11 Desember 2021

LOWONGAN KERJA MITRA KURIR SHOPEE EXPRESS SEMARANG

 


DIBUTUHKAN SEGERA 

Mitra Kurir Shopee Express Hub Semarang - Hub Banyumanik - Hub Semarang Timur (Driver/Rider)


Diutamakan berdomisili di Kota/Kabupaten Semarang


Syarat :

1. Pria/Wanita

2. Berusia maksimal 45 tahun untuk motor dan 50 tahun untuk mobil

3. Memiliki kendaraan pribadi (motor / mobil)

4. Dapat menggunakan smartphone dengan RAM minimal 3 GB

5. Menguasai area pengantaran sesuai kota pendaftaran

6. Memiliki NPWP dan rekening BCA atas nama sendiri


Bisa bantu share ke teman/tetangga/saudara yang membutuhkan. 

Silahkan mengisi link berikut untuk proses pendaftaran : http://bit.ly/SPXSemarang atau datang langsung ke Hub Semarang 


Terima kasih

Selasa, 09 November 2021

Cerita Skripsi: Masa Meramu

Masuk semester 7 akhirnya ketemu juga sama mata kuliah skripsi. Kalau nggak salah inget bimbingan pertama dimulai akhir September 2020. Di pertemuan tersebut, dosbingku memberi saran ke semua anaknya untuk coba cari topik berkaitan dengan C19, kalaupun enggak juga nggakpapa pakai topik yang lama. Cuma ya itu mungkin nilainya nggak bisa maksimal karena kami semua variabel Y nya sama dan sudah cukup sering dibahas yaitu work engagement. Beliau juga menyebutkan beberapa topik yang mungkin bisa diangkat dan salah satu yang disebut adalah burnout. Waktu itu beliau bilangnya burnout pada dosen di era pandemi. Terus aku kepikiran kalau burnout pada tenaga kesehatan di era pandemi gimana prof? Dijawab ya boleh. Ya udah aku langsung menanamkan itu di otakku dan mulai coba cari-cari artikel beritanya.

Kenapa aku nggak memilih lanjut dengan proposal skripsiku yang sebelumnya? Karena aku sendiri pas ngerjain itu masih ngawang, belum ada gambaran yang jelas. Jadi daripada nanti nggak paham pas sidang, ya udahlah bikin sekalian yang baru tapi bener-bener dikulik. Terus pilih topik burnout pada tenaga kesehatan karena aku ada link untuk ke respondennya.

Mulai tuh aku baca banyak artikel dan jurnal untuk menemukan urgensi kenapa topik ini harus diteliti. Menjelang pertemuan kedua bimbingan, aku bikin ringkasannya tuh biar nggak belepotan waktu ngejelasin ke dosbing. Alhamdulillah diterima, akhirnya pede untuk mulai ngerjain.

Oh ya aku cukup serius untuk mencari dan menjelaskan topik apa yang aku mau ambil biar nggak diambil duluan sama yang lain. Karena untuk mencari topik sendiri itu cukup lama lho, jadi saranku kalau kalian udah ada ide buruan bilang ke dosbing dan ke teman satu bimbingan biar nggak ada yang sama persis.

Nah di bulan Oktober, November, dan Desember adalah proses aku membaca jurnal dan menulis bagian latar belakang. Proses membuat latar belakang bagiku menguras pikiran dan tenaga. Harus sabar untuk membaca, nangkep poin-poin dari isi artikel, menuliskannya kembali dengan bahasa sendiri, belum lagi kalau pakai Bahasa Inggris yang ilmiah banget jadi harus dibantu google translate dulu dan baca berulang supaya lebih paham.

Di 3 bulan ini aku masih santai gitu ngerjainnya. Belum ada tujuannya, pokoknya asal baca atau tulis dulu. Masih nonton drama china dengan santuy berepisode-episode di malam hari. Selain mikir skripsi juga ada dua mata kuliah lain yang harus diperhatikan. Selow bangetlah. Beda sama teman-teman yang punya target lulus 3,5 tahun, udah pada sebar kuesioner, ngerjain statistik, dan persiapan sidang.

Aku seneng kalau bisa lulus 3,5 tahun, tapi aku nggak yang kepengin banget gitu lho. Nah mungkin itu juga yang memengaruhi keseharianku dalam ngerjain skripsi di semester 7, tiada semangat yang menggebu wkwk. Cuma aku punya target untuk nggak lebih dari 4 tahun alias Juni 2021 aku dah harus sidang.

Oke balik lagi topiknya. Di bulan November atau Desember itu ada bimbingan lagi. Setelah dikoreksi sama dosbingku, penyusunan alur cerita di latar belakangku ini kebalik, harusnya A-B-C tapi aku C-B-A. Dari situ aku mulai merombak lagi.

Ceritas skripsi di semester 7 berakhir di sini dan berlanjut di semester 8.

Cheers!

Sabtu, 24 Juli 2021

Cerita Skripsi: Awal Mula

Tadinya mau kasih judul Petualangan Skripsi atau My Skripsi My Adventure, tapi kenyataannya selama proses ngerjainnya alhamdulillah enggak yang 'petualangan' banget ya. Jadi ganti Cerita Skripsi aja.

Oke, aku coba ceritain dari awal ya.

Di semester 6 ada mata kuliah seminar, jadi output dari matkul tersebut adalah proposal skripsi bab 1-3. Pada waktu itu sih aku belum kepikiran judul skripsiku apa ya, masih santailah. Terus memasuki UTS, ujiannya ngumpulin bab 1 proposal skripsi. Nah mau nggak mau dikerjain dong dan aku ngangkat topik budaya kerja. Kenapa? Sesimpel budaya kerja nih ngaruh banget ya kayaknya sama pribadi dari orang yang kerja di tempat tersebut, soalnya aku melihat bapakku tuh cinta banget gitu sama pekerjaannya.

Di pengumpulan skripsi ini, mahasiswa sekalian milih mau dosbing siapa dan disesuaikan sama keahlian si dosen. Nah terkait dosbing nih, aku juga belum nargetin mau siapa awalnya. Kayak bingung aja gitu mau siapa. Setelah mikir-mikir menyesuaikan juga sama aku kayak gimana ketika berinteraksi dengan dosen, akhirnya aku mencantumkan nama dosen yang pada akhirnya menjadi dosen pembimbingku. Beliau adalah Prof Fendy.

Dari pengalamanku di semester sebelumnya, ada matkul ASIN IO yang ditugaskan untuk asesmen dan intervensi suatu organisasi atau perusahaan. Sebagai ganti dari kegiatan tersebut, perkuliahannya ditiadakan tapi tetep ada konsultasi untuk tanda tangan di presensi. Berdasarkan konsultasi-konsultasi tersebut, aku merasa cocok banget sama beliau. Kayak udah aku anggap sebagai bapak sendiri, karena emang beneran cuma selisih satu tahun sama bapakku.

Kemudian lanjut kurang lebih 2 minggu setelah pengumpulan UTS, ada pengumuman terkait pembagian dosen pembimbing. Alhamdulillah aku dapet beliau, seneng banget!

Setelah itu aku dan teman-teman satu bimbingan bikin grup di Line dan nge-invite Prof Fendy untuk join. Di situ kami mulai deh untuk janjian mau mulai bimbingan kapan dan sebagainya. Di bimbingan yang pertama itu aku mengerti ternyata apa yang aku kerjain di UTS kemarin itu masih belum tepat, kebalik antara variabel x dan y nya. Ya udah akhirnya aku benerin, ulang lagi dari awal bikinnya tapi dengan variabel yang sama.

Setiap bimbingan selalu menyenangkan dan diakhiri dengan sesi foto. Pada waktu itu juga kami bimbingan cukup intens, bisa seminggu sekali. Jadi setiap dah mau selesai, ditanyain mau bimbingan kapan lagi dan targetnya apa. Mau nggak mau ini otak mikir terus ya, ngebul ugha.

Bimbingan terus berlanjut sampai H-2 minggu UAS kalau nggak salah. Karena masih ada tanggungan matkul lain, jadi coba membagi-bagi pikiran antara proposal skripsi dan tugas UAS lainnya.

Ada beberapa bagian di bab-bab yang aku kerjain masih ngawur karena kepepet waktu dan masih belum mendalami banget. Jangan ditiru ya adik-adik yang mau skripsian!

Aku ngumpulin dini hari setelah selesai edit-edit dan rasanya beban hidup hilang wkwk.

Setelah UAS kan libur, nah selama libur ini aku bener-bener nggak megang sama sekali hal berbau skripsi, mau enjoy my life aja soalnya mendidih banget otakku dan tegang setiap hari waktu kemarin-kemarin. Karena tegang ini, tidurku agak terganggu jadinya. Nggak bisa yang lelap gitu lho, kayak terjaga gitu karena mikir besok baca ini atau harus cari itu.

Semester 6 sudah berakhir dan Cerita Skripsi akan lanjut di postingan selanjutnya, ditunggu ya!

Cheers! <3

Sabtu, 27 Februari 2021

Review Jurnal Risa: Teror Liburan Sekolah

Buku ini akhirnya kemarin mendapat gilirannya untuk aku baca. Saking excited-nya, akhirnya hari ini udah selesai dibaca. Aku suka banget sama Jurnal Risa, udah ngikutin kanal youtube-nya sejak awal 2018, di mana itu masih awal-awal banget.


Di buku ini spesifik tokohnya ada Risa tentunya, Riri, Angga, Nicko, dan Kakang. Makanya pas baca buku ini aku udah familiar banget sama orang-orangnya dan bisa ngebayangin visualnya. Ternyata mereka-mereka yang aku lihat di youtube, dah dari kecil ya gitu. Ada yang bijak, sompral, penakut, udah asli dari kecil begitu.

Saking serunya aku kayak nggak mau berhenti bacanya gitu lho. Kayak ngelihat Jurnal Risa di youtube, tapi versi tulisan.

Secara keseluruhan, menurutku topik yang diambil sederhana banget yaitu para sepupu yang berkumpul untuk liburan di rumah kakek mereka. Tapi yang bikin menarik adalah idenya anak-anak kecil ini untuk melakukan hal ekstrem. Aku bacanya tuh, ya ampun berani bener deh, padahal sebenernya ya diceritanya mereka ada takut juga.

Aku merindingnya di bagian ending-nya sih, pas akhirnya ke-reveal kenapa kok ada sosok yang ngikutin mereka terus. Ternyata kelakuannya A Iko nih wkwk. Berani bener sih asli!

Next aku pengin ngoleksi bukunya Peter Cs dengan kover terbarunya, yang lama juga gapapa deh, lihat harga pokoknya. Aku dulu pas kuliah sempet baca-baca sekilas bukunya temenku di PMPM, tapi belum ada ketertarikan. Jadi sekarang pengin punya dan baca dengan serius.

Yang suka Jurnal Risa wajib banget sih punya bukunya!

Cheers! <3

Selasa, 22 Desember 2020

Review First Romance (2020)

Drama ini terdiri dari 24 episode plus 1 yang special scene. Nah yang bonusnya ini aku kira akan ada adegan yang nggak muncul di episode-episode sebelumnya, tapi ternyata cuma pengulangan aja wkwk. Ya udah di tengah nonton skip deh.

Jadi ini kisah yaa orang pacaran gitu, yang udah timbul rasa sejak SMA berlanjut sampai kuliah. Banyak konflik-konflik yang terjadi di awal, ada yang fitnah, nggak peka, kedatangan orang baru, dan lain-lain. Sampai akhirnya si kedua tokoh utama ini bisa bersama.

Main role-nya ada Xiong Yi Fan dan Yan Ke. Aku inget sih di episode pertama dah kelihatan komedinya, walaupun tipis-tipis aja. Ceritanya ringan banget, nontonnya tuh alus gitu. Konflik antara Yi Fan dan Yan Ke untungnya nggak lebay, jadi gemes lihatnya. Oh ya, si Yan Ke atau Riley Wang di drama ini dan I Hear You selalu ada kaitannya dengan musik. Yang satunya biola, yang satu piano. Tapi serius sih aku suka banget karakter Riley Wang di sini. Lebih fresh, pinter tapi tetep ada sentuhan kebodohan remaja, yang paling penting adalah banyak senyum! Aduh, luar biasa banget, luv  <3 Terus kalo Yi Fan dia juga cantik, manis, dan lawak gitu lho tampilannya.

Support role nya ada Bai Yu Ze, Ding Ming, dan Qi Xiao Song.

Aku tuh kurang suka sama cowok berambut gondrong. Nah selama nonton drachin, aku nemu 2 orang yang demikian. Yang pertama aku lupa di drama apa gitu, di situ dia kelihatan cantik banget wkwk. Terus gondrong satunya aku nemu di drama ini, yaitu Bai Yu Ze. Baru kali ini, aku agak-agak cinta nih sama pria berambut panjang. Dia tuh manis, badannya kekar, sok gantengnya tuh ada, kocaknya dapet, sisi lemahnya juga muncul. Paket komplet!

Ding Ming sahabat ceweknya Yi Fan, cantik-manis gitu. Awalnya dia sempet terpesona sama Yu Ze sampai daftar magang di studio fotonya dia, tapi setelah tahu kelakuannya Yu Ze si Ding Ming jadi nggak respect. Yu Ze pun awalnya ngedeketin Yi Fan, nah ini bikin Ding Ming protektif banget karena tahu Yu Ze tuh suka main cewek. Yu Ze pokoknya bersaing sehat bangetlah sama Yan Ke, tapi ya mau gimana lagi, orang Yi Fan senengnya sama Yan Ke, mau digoda gimana juga susah. Untungnya, Yu Ze juga menerima dengan lapang dada, no drama berlebihan.

Sampai suatu ketika ada momen yang bikin Ding Ming deg-deg-ser lagi sama Yu Ze dan Yu Ze tahu akan hal itu. Singkat cerita akhirnya mereka bersama dan itu gemez.

Lalu ada Qi Xiao Song sahabat cowoknya Yi Fan. Dia punya usaha gym gitu. Kisahnya dia nggak terlalu diekspos. Ujung-ujungnya dia nemu kekasih yang ternyata adalah pelatihnya si Yi Fan.

Ada tokoh antagonisnya, tapi nggak yang jahat banget gitu. Nggak bikin ikutan jengkel. Malah ada yang akhirnya jadi temen baik, walaupun gengsi gitu tampilannya.

Biasanya, di akhir-akhir episode itu gongnya. Nah di episode 23, awalnya tuh senyuuuum mulu, terus tiba-tiba mewek gara-gara Yi Fan bete sama bapaknya wkwk. Sederhana banget, tapi secara visual tersampaikan jadinya ya crying. Btw, bapaknya Yi Fan kelihatan mudaaa banget.

Seru banget! Emang drama-drama percintaan anak SMA-kuliah itu terbaik sih, penuh bunga-bunga bertebaran. Feel-nya beda deh sama percintaan yang lebih dewasa.

Sekarang otewe nonton drama berikutnya, tunggu review-nya ya!

Cheers!